Sony a5100 vs sony a6000

ukuran sensor

Tidak diketahui. Bantu kami dengan menyarankan nilai. (Sony A5100)

APS-C

Salah satu aspek terpenting dari kamera adalah ukuran sensornya. Sensor yang lebih besar akan menangkap lebih banyak cahaya, sehingga meningkatkan kinerja cahaya rendah, rentang dinamis, dan kualitas gambar secara umum.

titik fokus

179

179

Semakin banyak titik fokus maka akan semakin leluasa dalam memilih bagian pemandangan yang akan difokuskan. Titik-titik fokus ini juga memberikan kemungkinan lebih tinggi kepada sensor gambar untuk mengidentifikasi bagian yang tepat untuk difokuskan dalam mode otomatis yang lebih banyak.

megapiksel (kamera utama)

24MP

24MP

Jumlah megapiksel menentukan resolusi jepretan foto dengan kamera utama. Jumlah megapiksel yang lebih tinggi artinya kamera mampu menangkap lebih detail. Namun, jumlah megapiksel bukan satu-satunya elemen penting yang menentukan kualitas gambar.

maksimal sensitivitas cahaya

Tidak diketahui. Bantu kami dengan menyarankan nilai. (Sony A5100)

25600 ISO

Dengan kepekaan cahaya (level ISO) yang lebih tinggi, sensor menyerap lebih banyak cahaya. Ini dapat digunakan untuk memotret objek bergerak menggunakan kecepatan rana cepat, atau untuk memotret gambar dalam cahaya redup menggunakan lampu kilat.

ISO diperluas maksimum

25600ISO

51200ISO

Dengan ISO yang diperluas, kamu bisa melampaui ISO asli. Memperluas ISO dilakukan dengan meningkatkan output gambar secara digital. Gambar yang dihasilkan akan memiliki kualitas yang lebih rendah daripada saat berada dalam kisaran ISO asli, tetapi dapat berguna dalam situasi tertentu.

mempunyai kestabilan perubahan sensor

Sony A5100

Sony A6000

Dengan penggerak sensor, sensor gambar (bukannya lensa) bergerak untuk mengimbangi setiap getaran kamera. Ini artinya gambar akan distabilkan terlepas dari lensa apa yang digunakan.

pengambilan gambar yang terus-menerus pada resolusi tinggi

6fps

11fps

Pemotretan cepat dan berlanjut berguna untuk menangkap adegan aksi.

mempunyai pelacakan AF

Sony A5100

Sony A6000

Dengan pelacakan AF, setelah kamu memilih subjek dan menekan shutter sepenuhnya ke bawah, saat subjek bergerak, fokus otomatis akan mengikutinya. Tidak ada lagi foto blur di luar fokus.

Memiliki autofokus deteksi fasa untuk foto

Sony A5100

Sony A6000

Autofokus phase-detection jauh lebih cepat daripada autofokus deteksi kontras sehingga bisa mengambil gambar yang lebih tajam.

Sony A6000 vs Fujifilm X-A3 mana yang lebih baik?

Kini dijual dengan harga yang gak terpaut jauh, calon fotografer pemula atau pengguna kamera DSLR yang ingin mencari kamera yang lebih ringkas dan tidak mahal tentu dihadapkan dengan dilema apakah Sony A6000 lebih baik atau Fujifilm X-A3?

Diatas kertas, Sony A6000 jauh lebih baik karena memiliki berbagai fitur yang canggih, seperti jendela bidik elektronik, sistem autofokus hybrid yang cepat untuk autofokus subjek diam atau bergerak. A6000 juga memiliki kecepatan foto berturut-turut lebih cepat (11 foto per detik vs 6 foto per detik) dan lebih cepat kinerjanya secara keseluruhan.

Meskipun demikian, Fuji X-A3 memiliki beberapa kelebihan unik, misalnya desainnya seperti kamera masa lalu dan memiliki tiga pilihan warna yang trendy: pink, brown, black, serta memiliki film simulation yang bisa memproduksi foto dengan efek seperti hasil kamera film di masa lampau. Penggunaan kamera Fuji juga relatif lebih simple, yaitu dengan mengunakan layar LCD yang bisa disentuh dan layar LCD bisa ditekuk ke atas untuk selfie/vlog, sedangkan Sony A6000 agak rumit menu dan tombol-tombolnya, maka itu saya dan mas Erwin membuat panduan Sony A6000 dalam bentuk e-book.

Dari spesifikasinya, kedua kamera dirancang untuk jenis fotografer yang berbeda, Sony A6000 lebih ditujukan untuk fotografer yang lebih berpengalaman, dan Fuji X-A3 untuk casual dan hobi-hobi saja. Beberapa bulan lalu, Sony A6000 memiliki harga diatas Fuji X-A3, tapi belakangan Sony A6000 didiskon cukup banyak sehingga harganya tidak jauh berbeda dengan Fuji X-A3.

Sebenarnya, Sony juga membuat kamera yang mirip dengan X-A3, yaitu Sony A5100, yang memiliki kelebihan sistem autofokus yang cepat dan body kamera yang lebih ringkas/tipis, tapi tidak memiliki hotshoe untuk memasang flash.

Sebagai kesimpulannya:

Kelebihan Sony A6000 dibandingkan Fuji X-A3:

  • Sistem autofokus cepat, untuk subjek diam dan bergerak (hybrid phase detection)
  • Ada jendela bidik elektronik
  • Kecepatan foto berturut-turut lebih cepat
  • Kinerja keseluruhan lebih cepat
  • Desain terlihat simple dan berkesan lebih profesional

Kelemahan Sony A6000

  • Lebih rumit untuk dipelajari
  • Layar tidak touchscreen dan tidak bisa ditekuk keatas untuk selfie

Kelebihan Fujifilm X-A3 dibandingkan Sony A6000:

  • Layar LCD touchscreen dan bisa ditekuk ke atas
  • Lebih sederhana dan mudah digunakan
  • Punya pilihan film simulation dengan warna-warni yang menarik

Kelemahan Fuji X-A3

  • Kinerja agak lambat
  • Tidak ada jendela bidik menyulitkan saat memotret di kondisi yang sangat terang (karena layar tidak begitu jelas/silau)

Butuh kamera baru? hubungi kami di 0858 1318 3069. Untuk panduan kamera Sony, Fuji, Canon dan Panasonic bisa didapatkan di halaman e-book Infofotografi

MOJOK.CO – Mari bandingkan, apakah tawaran fitur-fitur terbaru Fujifilm X-A5 mampu menandingi Sony A6000?

Hingar bingar dunia fotografi belakangan tak terlepas dari kecanggihan teknologi perangkat keras maupun fitur perangkat lunaknya. Jika dulu orang berpikiran bahwa cukup membeli smartphone untuk kebutuhan fotografi sehari-hari ketimbang beli kamera genggam, kini orang mulai mempertimbangkan untuk membeli kamera mirrorless. Ya gimana nggak ngiler kalau hasil jepretan kamera mirrorless setara dengan kualitas kamera DSLR profesional yang perangkatnya dikenal kurang handy.

So, buat situ yang tertarik dengan dunia fotografi dan ingin beli kamera mirrorless, ada baiknya untuk mempertimbangkan memilih kamera mirrorless jenis entry level. Hitung-hitung biar nggak kagok dan malah bingung kalau sekalian beli mirrorless yang mahal dan canggih. Ciri-ciri kamera mirrorless buat pemula biasanya praktis digunakan dan harganya relatif tidak terlalu mahal jika dibandingkan dengan versi pro-nya.

Yuk, simak ulasan dua kamera mirrorless dari Fujifilm dan Sony ini!

Fujifilm X-A5

Sebagai pemain lama di dunia fotografi, bulan Februari lalu Fujifilm mengeluarkan seri terbaru kamera mirrorless yang diberi nama X-A5. Fujifilm X-A5 ini bisa dibilang adalah penerus dari seri Fujifilm X-A3 (tidak ada seri X-A4) yang sedari awal memang ditujukan untuk fotografer pemula.

X-A5 diklaim oleh Fujifilm sebagai kamera X series yang ukurannya paling kecil dan ringan plus body kameranya yang punya kesan retro. Kamera ini memiliki varian warna yang beragam dari warna cokelat, pink, dan hitam.

Baca Juga:

No Content Available

Fujifilm membekali X-A5 dengan sensor 24.2 MP APS-C plus rentang ISO yang mencapai 12.800. Fujifilm X-A5 juga menjadi kamera X Series pertama yang dilengkapi Lensa Zoom Elektronik X Mount, yaitu Fujinon XC15-45mm f/3.5-5.6 OIS PZ. Lensa tersebut mampu menangkap objek pada jarak minimum 5 cm dengan hasil yang jernih.

Sistem Intelligent Hybrid Auto Focus yang disematkan pada X-A5 memiliki fungsi untuk memberikan kecepatan fokus dua kali lebih cepat bila dibandingkan dengan seri sebelumnya. Terlebih, fokusnya didukung sensor phase-detection pixels yang semakin menambah akurasi fokus kamera. Untuk mengambil objek yang bergerak, kamera ini lebih cekatan dibanding seri pendahulunya.

Kamera Fujifilm X-A5 mendukung efek perbesaran (zooming) mulus dari sudut lebar 23 mm hingga 67,5 mm sehingga sangat cocok untuk pengambilan gambar group shot maupun portrait.

Fujifilm X-A5 menggunakan layar 3” berteknologi touchscreen yang bisa diputar hingga 180 derajat. Saat layar diputar 180 derajat, Rear Command Dial secara otomatis akan beralih fungsi menjadi Zoom dan Shutter Release. Sangat cocok buat situ yang gemar selfie dan vlogging, gaes!

Fujifilm X-A5 dibekali dengan fitur Bluetooth Low Energy (Bluetooth 4.1). Tak perlu ribet harus cari kabel mini-USB, pengguna bisa mentransfer hasil foto dan video secara nirkabel ke smartphone ataupun gajet lain dengan bantuan aplikasi Fujifilm Camera Remote.

Untuk pengambilan video format Full HD, kamera ini bisa menangkap gambar hingga 60/50fps. Sayangnya, kamera ini hanya bisa merekam video resolusi 4K sampai pada kecepatan 15fps saja, cukup jauh di bawah standar. Kalau situ merekam video pakai kamera ini dengan kualitas 4K hasilnya masih kelihatan nanggung.

Kelebihan lain gajet ini dibanding seri sebelumnya yaitu daya tahan baterainya yang lebih awet (bisa tahan hingga 450 jepretan) dan ketersediaan jack untuk mikrofon eksternal. Seperangkat kamera ini, termasuk body, baterai, dan lensa kit bawaan, dijual pada harga sekitar 8,999 juta rupiah, selisih satu jutaan dengan harga Fujifilm X-A3 yang dibanderol pada kisaran 7,999 juta rupiah.

Sony A6000

Sony A6000 merupakan salah satu jenis kamera mirrorless yang meraup kesuksesan karena saking banyaknya fotografer yang membuat review di Youtube. Apalagi kamera ini sudah ada sejak empat tahun yang lalu. Konon Sony A6000 dirancang untuk menggantikan Sony NEX 6 & 7.

Sebelum seri A6000, Sony pernah merilis kamera mirrorless A5100 yang punya banyak kemiripan, khususnya dalam performa auto fokus dan besaran ISO. Sony A6000 dibekali sistem auto fokus dengan 179 titik. Sensor yang digunakan Sony A6000 yaitu sensor APS HD 24,3MP. Besaran resolusi kameranya sekilas tak berbeda jauh dengan resolusi Fujifilm X-A5.

Dari sisi prosesornya, Sony A6000 dilengkapi dengan prosesor BIONZ X yang mempunyai kecepatan pemrosesan tiga kali lebih cepat ketimbang A5100. Prosesor ini mampu merekam tekstur secara akurat dengan cara mengurangi detail kabur dan meredam derau sehingga hasilnya akan terlihat sesuai dengan aslinya.

Sony A6000 dibekali ISO maksimal pada niali 25.600, dua kali lipat dibanding ISO maksimal Fujifilm X-A5. Melalui ISO setinggi itu, hasil gambar yang dihasilkan lebih alami meskipun diambil pada lingkungan minim cahaya. Sony A6000 mampu mengambil gambar sebanyak 11 foto per detik dengan hasil yang sangat detail dan tajam. Kemampuan tersebut bisa dibilang sudah melebihi kemampuan kamera DSLR yang andal sekalipun.

Soal video, Sony A6000 memiliki resolusi video Full HD hingga 1080p pada 60 fps. Tak seperti Fujifilm X-A5, Sony A6000 masih belum mendukung perekaman video kualitas 4K.

Salah satu keunggulan kamera mirrorless Sony ini adalah fitur OSS (Optical Steady Shot). OSS merupakan fitur yang berguna untuk meredam getaran maupun gerakan-gerakan kecil yang tidak diinginkan pada saat pengambilan gambar atau video sehingga hasilnya lebih stabil.

Jangan khawatir, Sony A6000 juga sudah mendukung konektivitas WiFi dan NFC yang berguna saat mentransfer file. Sayangnya kamera ini belum dilengkapi port untuk mikrofon eksternal. Jadi, saat merekam video, pengguna harus teliti menempatkan posisi perangkat agar suara tetap bisa direkam dengan kualitas yang baik.

Untuk mempermudah pengambilan gambar, Sony A6000 sudah dilengkapi layar 3” yang hanya bisa dimiringkan alias tidak bisa diputar 180 derajat layaknya Fujifilm X-A5. Oya, layar yang disematkan pada kamera ini belum mendukung touchscreen sehingga pengguna akan lebih sering memencet-mencet tombol fisik yang letaknya ada di sebelah kanan layar.

Sony A6000 tersedia dalam tiga warna pilihan yaitu putih, silver, dan hitam. Kamera yang pertama kali rilis pada tahun 2014 ini, sekarang masih dijual pada kisaran 7,5 jutaan.

Kesimpulan

Bila membandingkan spesifikasi dua kamera mirrorless di atas, saya lebih memilih Sony A6000 karena secara performa masih lebih andal ketimbang Fujifilm X-A5. Selain itu, harganya yang lebih murah juga menjadi pertimbangan lain.

Meskipun demikian, saya masih lebih suka bentuk body Fujifilm X-A5 yang punya kesan retro. Kendati X-A5 termasuk kamera Fujifilm terbaru yang menawarkan beberapa fitur yang tidak ada pada Sony A6000, misalnya fitur touchscreen, layar yang bisa diputar 180 derajat, jack mikrofon eksternal, serta mendukung perekaman video 4K, saya tidak cukup tertarik dengan kelebihan-kelebihan tersebut. Ya, maaf…

Bagaimanapun juga, keduanya termasuk kamera mirrorless entry level yang punya fitur sebelas dua belas dengan kamera DSLR. Soal kualitas jepretan, saya kira itu selera masing-masing karena tiap pabrikan sudah punya pakem dan ciri khasnya masing-masing, bukan?

Terakhir diperbarui pada 18 Maret 2018 oleh Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *