Daftar Isi
Apa Itu Milia?
Ladies, kamu pernah dengar apa itu milia? Permasalahan kulit ini umumnya dialami oleh bayi, tapi bukan berarti orang dewasa tidak bisa kena, lho. Memangnya apa sih milia itu? Lalu apa penyebab dan bagaimana cara menghilangkan milia? Semua jawaban dari pertanyaan seputar milia akan kamu dapatkan dalam ulasan lengkap berikut ini. Check this out!
Milia adalah salah satu gangguan yang muncul di permukaan kulit dalam bentuk benjolan kecil berwarna putih. Berbeda dengan jerawat yang biasanya mempunyai mata dan bisa mengering, tonjolan pada milia biasanya lebih padat dan punya tekstur yang mirip dengan kulit. Milia merupakan zat keratin yang terperangkap di dalam kulit. Karena tidak bisa keluar dari tubuh, zat keratin akhirnya mendesak permukaan kulit hingga menghasilkan benjolan pada kulit.
Foto: https://www.healthline.com
Foto: https://www.healthline.com
Penyebab Milia
Milia pada kulit terjadi karena dua hal. Penyebab pertama adalah adanya penyumbatan pori-pori oleh kotoran dan sel kulit mati hingga menghalangi zat keratin keluar dari tubuh. Penyebab milia yang kedua adalah karena ada luka pada kulit. Nah, luka pada kulit ini tidak selalu terjadi karena kulit tergores hingga menimbulkan luka terbuka, lho.
Luka bakar yang terjadi karena terlalu lama terpapar sinar matahari atau luka setelah laser treatment di klinik kecantikan ternyata juga bisa menjadi salah satu penyebab milia.
Foto: https://www.askdrshah.com
Foto: https://www.askdrshah.com
Cara Mencegah Milia
Munculnya milia bisa dicegah dengan cara yang sangat mudah. Cara mencegah milia yang pertama adalah kamu harus memastikan kulit wajah dalam keadaan bersih dengan cara melakukan double cleansing di malam hari untuk mencegah kotoran menyumbat pori-pori kulit.
Setelahnya, jangan lupa untuk melakukan eksfoliasi secara teratur untuk mengikis sel kulit mati sehingga tidak terjadi penumpukan sel kulit mati. Terakhir, pastikan kulit kamu mendapat perlindungan dengan cara menggunakan sun protection sebelum beraktivitas di siang hari.
Foto: https://www.theskinnerd.com
Foto: https://www.theskinnerd.com
Cara Menghilangkan Milia
Milia sebenarnya bisa hilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa bulan atau bahkan hanya dalam beberapa minggu. Tapi kalau kamu merasa terganggu dengan kehadiran milia pada kulit dan sedang mencari cara menghilangkan milia, tidak ada salahnya untuk menggunakan krim wajah dengan kandungan retinol untuk membantu merangsang pergantian sel kulit dan meningkatkan produksi kolagen. Untuk milia yang membandel, sebaiknya kamu pergi ke dokter kulit untuk melakukan tindakan yang lebih profesional seperti laser atau dengan krim-krim khusus.
Foto: https://contextual.media.net
Foto: https://contextual.media.net
(ebn/ebn)
Fimela.com, Jakarta Bintik hitam menyerupai tahi lalat memang menggangu penampilan. Paparan sinar matahari, bekas jerawat, tanda penuaan, hingga kehamilan menjadi beberapa faktor terjadinya bintik hitam pada wajah.
Melansir purefiji.com, bintik-bintik hitam terjadi ketika kulit menghasilkan lebih banyak melanin, yang memberi warna pada kulit. Untuk mengatasi permasalahan wajah tersebut.
Lalu bagaimana cara menghilangkan bintik hitam? Sahabat Fimela dapat melakukan perawatan alami dari bahan rumahan. Bahan alami apa saja? Mari kita intip, melansir berbagai sumber.
1. Aloe Vera atau gel lidah buaya
Oleskan aloe vera langsung ke bintik hitam, diamkan selama 30 menit. Lakukan pagi dan sore. Setelah itu, bilas dengan air hangat dan akhiri dengan serum dan pelembap. Lakukan secara rutin untuk hasil maksimal.
2. Buttermilk
Oleskan buttermilk pada flek hitam dan biarkan selama 15-20 menit. Bilas dengan air hangat dan akhiri dengan serum dan pelembap. Jika memiliki kulit berminyak atau berjerawat, tambahkan sedikit jus lemon atau jeruk nipis. Bilas dengan air hangat dan akhiri dengan serum dan pelembap.
3. Lemon
Potong lemon dan oleskan dengan lembut di area bintik hitam selama 10 menit, pagi dan sore. Jika memiliki kulit sensitif, campurkan 1 sendok makan jus lemon dan 1 sendok makan air atau air mawar dalam mangkuk. Celupkan kapas dan oleskan ke kulit. Bilas dengan air hangat dan akhiri dengan serum dan pelembap favorit. Kalian akan melihat perbedaanya selama dua bulan.
4. Pepaya
Kupas dan buang biji pepaya. Selanjutnya, gunakan blender hingga membentuk pasta pepaya. Kemudian oleskan pada wajah dan leher selama 20-30 menit di pagi hari dan sebelum tidur. Bilas dengan air hangat dan akhiri dengan serum dan pelembap favorit.
5. Peterseli
Campurkan 1 cangkir peterseli cincang, 1/2 sendok teh soda kue, dan 1 sendok makan yogurt dalam mangkuk. Campur dengan baik. Oleskan masker ke wajah, leher dan dada selama 15 menit lalu bilas. Bilas dengan air hangat dan akhiri dengan serum dan pelembap. Ulangi dua kali seminggu.
Pengertian Milia
Milia adalah kista yang termasuk dalam kista epidermoid berwarna putih. Biasanya, milia muncul pada area pipi dan hidung dan berkelompok. Jika hanya satu, kista ini disebut dengan milium.
Milia muncul ketika keratin yang terjebak pada permukaan kulit bagian bawah. Keratin sendiri merupakan sejenis protein kuat yang umumnya terdapat pada jaringan kulit, rambut, dan sel pada kuku. Milia bisa terjadi pada semua orang dari berbagai usia, tetapi paling rentan terjadi pada bayi baru lahir.
Umumnya, milia tidak berbahaya dan bisa hilang tanpa harus melakukan penanganan tertentu. Meski begitu, beberapa kasus milia tetap membutuhkan perawatan karena dianggap mengganggu bagi orang yang mengalaminya.
Jenis Milia
Jenis milia dibagi berdasarkan usia ketika kista muncul atau penyebab yang mendasarinya. Jenis milia juga dibedakan menjadi milia primer dan sekunder. Milia primer muncul dari keratin yang terjebak secara langsung dan banyak dijumpai pada orang dewasa maupun bayi yang baru dilahirkan.
Sementara itu, milia sekunder biasanya muncul karena adanya suatu kondisi yang menyebabkan saluran yang mengarah pada permukaan kulit mengalami penyumbatan. Ini sering terjadi pada orang-orang yang mengalami cedera, memiliki luka lepuh, atau luka bakar pada kulit.
Secara umum, jenis-jenis milia antara lain:
-
Milia neonatus yang dianggap sebagai milia primer. Jenis milia ini banyak terjadi pada bayi yang baru dilahirkan, tetapi biasanya akan menghilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa minggu. Kista biasanya muncul pada area kulit kepala, wajah, atau tubuh bagian atas.
-
Milia primer yang banyak dialami oleh anak-anak dan orang dewasa. Biasanya, milia akan muncul pada area dekat kelopak mata, dahi, atau alat kelamin. Milia jenis ini bisa hilang dalam waktu beberapa minggu atau bisa bertahan hingga beberapa bulan.
-
Milia en plaque yang kerap dikaitkan dengan kelainan kulit genetik atau masalah autoimun, seperti lichen planus atau discoid lupus. Jenis milia ini bisa muncul pada pipi, telinga, kelopak mata, dan rahang serta paling sering dijumpai pada wanita berusia paruh baya.
-
Multiple eruptive milia yang bisa muncul pada lengan atas, wajah, dan bagian dada. Jenis milia ini kerap disertai dengan rasa gatal.
Penyebab Milia
Penyebab milia yang terjadi pada bayi tentu berbeda dengan penyebab milia yang muncul pada orang dewasa. Hingga kini, belum diketahui apa yang menjadi penyebab milia yang dialami bayi baru lahir. Kondisi ini kerap disalahartikan sebagai jerawat bayi yang terjadi karena efek hormon dari ibu. Meski demikian, milia sebenarnya tidak sama dengan jerawat bayi.
Sebab, milia tidak memicu terjadinya peradangan atau pembengkakan pada area kulit yang mengalaminya. Biasanya, bayi yang lahir dengan milia juga rentan mengalami jerawat bayi, sedangkan jerawat bayi sendiri tidak muncul sampai dua hingga empat minggu setelah lahir.
Sementara itu, penyebab milia yang terjadi pada anak yang lebih besar dan orang dewasa sering dihubungkan dengan kerusakan yang terjadi pada kulit. Beberapa di antaranya:
-
Lepuhan pada kulit yang terjadi karena berbagai masalah kesehatan. Misalnya mengalami porfiria cutanea tarda, epidermolisis bulosa, atau pemfigoid sikatrik.
-
Lepuhan pada kulit yang terjadi karena racun, misalnya terkena paparan poison ivy.
-
Memiliki luka bakar atau terkena paparan cahaya matahari dalam waktu lama.
-
Pemakaian krim steroid untuk jangka yang lama.
-
Pernah melakukan prosedur pelapisan laser atau dermabrasi untuk memperbaiki lapisan kulit.
Selain itu, milia juga dapat terjadi karena kulit yang kehilangan kemampuan alaminya untuk proses pengelupasan. Biasanya ini terjadi sebagai dampak dari bertambahnya usia seseorang.
Faktor Risiko Milia
Milia memang bisa terjadi pada semua orang. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami milia, yaitu:
-
Memakai produk kecantikan atau perawatan yang tidak sesuai dengan jenis kulit.
-
Tidak mendapatkan cukup istirahat.
-
Memakai produk kosmetik yang mengakibatkan pori-pori kulit tersumbat.
-
Memiliki masalah kulit seperti rosacea, eksim, atau ketombe.
Gejala Milia
Sekilas milia akan tampak seperti benjolan berwarna putih pada area hidung, dagu, atau pipi. Namun, benjolan milia juga bisa muncul pada beberapa bagian tubuh lainnya, termasuk alat kelamin.
Kondisi yang mirip yang dikenal dengan Epstein pearls ditandai dengan munculnya benjolan milia pada bagian langit-langit mulut dan gusi. Epstein pearls menjadi kondisi yang sangat umum ditemui pada bayi baru lahir.
Sebenarnya, milia bukan menjadi masalah kesehatan yang membahayakan. Sebab kondisi ini tidak diikuti dengan peradangan atau rasa gatal pada area tubuh yang mengalaminya. Beberapa perburukan gejala seperti rasa nyeri, gatal, atau peradangan bisa jadi tanda masalah kesehatan kulit lainnya, seperti jerawat.
Diagnosis Milia
Guna mendapatkan diagnosis yang lebih akurat, dokter akan melakukan pemeriksaan pada permukaan kulit yang terdapat benjolan milia. Diagnosis dilakukan berdasarkan pengamatan dokter dari tampilan kista.
Jika memang diperlukan, dokter akan melakukan pengambilan sampel jaringan atau biopsi kulit untuk melakukan pemeriksaan secara lebih mendetail di laboratorium. Meski begitu, biopsi biasanya hanya dibutuhkan untuk kondisi milia yang langka.
Pengobatan Milia
Sebenarnya milia bisa membaik bahkan menghilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa minggu atau bulan. Namun, sebaiknya kamu tidak melakukan tindakan penanganan mandiri di rumah seperti mengeluarkan milia dengan memencetnya.
Sebab, hal tersebut bisa membuat kulit mengalami iritasi yang berujung pada komplikasi serius. Contohnya seperti munculnya jaringan parut atau kulit mengalami infeksi. Apabila kamu merasa terganggu dan tidak nyaman dengan munculnya milia, kamu bisa menggunakan beberapa produk perawatan kulit wajah, seperti produk eksfoliasi yang mengandung asam salisilat, retinoid, atau asam alfa hidroksi yang bisa membantu mengangkat sel kulit mati.
Perlu diperhatikan bahwa kulit bayi masih sangat sensitif untuk beberapa produk losion, kosmetik, atau minyak. Jadi, cara mengatasi milia pada bayi bisa dilakukan dengan mencuci muka bayi menggunakan air hangat dan sabun khusus bayi setiap hari. Lalu, pastikan kulitnya kering.
Pencegahan Milia
Sayangnya tidak ada cara yang bisa dilakukan untuk mencegah munculnya milia primer. Meski demikian, kamu bisa memberikan perlindungan ekstra pada kulit untuk mencegah terjadinya milia sekunder.
Misalnya, menggunakan tabir surya untuk mencegah kulit terkena paparan sinar matahari berlebihan atau menggunakan produk kosmetik maupun perawatan kulit yang sesuai dengan jenis kulit. Melakukan eksfoliasi kulit secara rutin untuk membantu mengangkat sel kulit mati juga bisa dilakukan untuk mencegah milia.
Kapan Harus ke Dokter?
Apabila milia tidak menghilang dengan sendirinya atau setelah kamu memakai produk eksfoliasi yang dijual bebas di apotek, kamu bisa bertanya langkah penanganan medis yang tepat lainnya langsung pada dokter. Kamu bisa bertanya pada dokter ahli kulit secara online melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store maupun Play Store!
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2022. Milium Cysts in Adults and Babies.
WebMD. Diakses pada 2022. What to know about Milia.
Verywell Health. Diakses pada 2022. The Best Way to Treat and Prevent Milia.