Daftar Isi
MENARA Saidah terkenal angker dibiarkan kosong selama delapan tahun. Mengapa Menara Saidah tak dirobohkan?
Menara Saidah mulai dibangun sejak tahun 1995 sampai 1998. Setelah itu, Menara Saidah dihuni oleh perusahaan-perusahaan ternama.
Namun, Menara Saidah Saidah mulai ditinggalkan perusahaan-perusahaan sejak tahun 2007, sehingga sampai sekarang tidak berpenghuni.
Karena tak berpenghuni itulah mulai muncul kisah-kisah mistis menyelimuti Menara Saidah. Lantas, mengapa Menara Saidah tidak dirobohkan saja?
Salah seorang warga sekitar Menara Saidah yang kerap disapa Amed menceritakan alasannya. Menurutnya, sejak dikosongkan beberapa tahun lalu memang sudah ada rencana Menara Saidah akan dirobohkan.
“Sudah ada perjanjian kontrak antara warga sama pengelola gedung soal ganti rugi, tetapi sampai sekarang enggak pernah jadi,” ujarnya kepada Okezone di sekitar Menara Saidah, Jakarta, Rabu (4/11/2015).
Lebih lanjut, Amed menjelaskan, ganti ragi tersebut terkait pung-puing Menara Saidah yang mungkin mengenai rumah warga jika dirobohkan. Selain itu, dampaknya pun besar ke lingkungan sekitar jika Menara Saidah dirobohkan.
“Karena, kalau dirobohin puing-puingnya bisa sampai ke rumah-rumah warga. Belum lagi di depan Menara Saidah kan ada tol, karena itu mungkin jadi takut juga,” tuturnya.
Follow Berita Okezone di Google News
(jjs)
SuaraJakarta.id – Menara Saidah kembali viral setelah ada cerita mistis baru. Menara Saidah memang lekat dengan cerita mistis.
Baru-baru ini seorang netizen mengaku melihat banyak orang beraktifitas di gedung tersebut. Padahal gedung tersebut sudah kosong sejak tahun 2007.
Alasan kenapa Menara Saidah dikosongkan sejak tahun 2007 adalah karena permasalahan konstruksi pembangunan menara yang miring sehingga dapat membahayakan orang-orang yang beraktifitas di dalamnya.
Gedung tidak dihancurkan karena pemiliknya tidak mengijinkannya.
Baca Juga:Viral Netizen Ngaku Dapat Panggilan Kerja, Melongok dari Dekat Menara Saidah Gedung Angker di Jakarta, Bikin Merinding?
Berikut fakta-fakta Menara Saidah:
1. Sering menjadi tempat uji nyali
Sejumlah pemuda yang suka mengadakan uji nyali akan mendatangi Menara Saidah. Banyak rumor bereda tentang ada makhluk gaib seperti ular raksasa dan macan di lantai empat Menara Saidah.
Selain itu juga kadang muncul keranda mayat yang bisa muncul dan hilang secara tiba-tiba di dalam gedung ini. Kisah menyeramkan lainnya ialah tentang lift yang berjalan lambat karena ditunggui oleh makhluk halus. Lalu cerita suara tangisan di basement atau rubanah lantai Gedung Menara Saidah.
2. Kisah-kisah Horror
Baca Juga:Siapa Pemilik Menara Saidah? Gedung Kosong Milik Suami Inneke Koesherawati yang Penuh Kontroversi
Fakta Menara Saidah lainnya ialah menjadi bagian dari kisah horror urban. Banyak warga mengklaim sering melihat wanita bergaun merah di lantai tiga. Kisahnya bermula dari seorang satpam yan bertemu dengan seorang wanita meminta bantuan satpam untuk diantar ke lantai 14 untuk menemui adiknya.
Ketika sudah sampai di lantai 14, perempuan itu menghilang sementara rekan petugas keamanan lain menemukan satpam yang mengantarkan wanita itu pingsan di dalam lift. Kisah horror lain yang sering terdengar di forum-forum online adalah driver ojek online mendapatkan order dari Lobby Menara Saidah.
Ojek online ini menerima order penumpang atau order pengiriman paket. Hal itu tentu saja menjadi cerita yang ramai diperbincangkan karena tidak ada satu pun penyewa di gedung tersebut.
3. Dibangun dengan Dana Mencapai 50 Miliar
Fakta Menara Saidah yang pertama ialah terkait dengan waktu pembangunannya. Mulai dibangun pada 1995 dan selesai pada 1998. Kontraktor pembangunan ialah PT. Hutama Karya.
Biaya pembangunan menara Saidah yang berusia lebih dari 25 tahun ini mencapai Rp 50 miliar. Pada tahun 1998, nilai Rp 50 miliar sangat luar biasa.
4. Asal usul nama Menara Saidah
Fakta Menara Saidah yang lainnya ialah terkait dengan nama. Menara Saidah sebelumnya bernama Gracindo, lalu diubah namanya sesuai dengan nama pemiliknya yaitu Saidah Abu Bakar Ibrahim yang merupakan mertua dari artis Inneke Koesherawati.
Bangunan yang awalnya dinamai Gracindo ini merupakan gedung pencakar langit pertama yang dibangun oleh PT. Hutama Karya. Ketika gedung tersebut dilelang, kepemilikan jatuh ke tangan keluarga Saidah, dan karena itulah namanya berubah. Ketika sudah jatuh ke tangan keluarga Saidah, gedung mengalami renovasi dan jumlah lantai bertambah dari yang awalnya hanya 15 lantai menjadi 30 lantai.
5. Gaya Romawi
Jika dilihat dari struktur eksterior gedung Menara Saidah, Anda bisa melihat keunikan seni eksteriornya yang memiliki gaya Romawi. Selain itu, patung-patung yang terdapat dalam bangunan ini juga diimpor langsung dari Italia.
6. Penyewa Pertama
Penyewa pertama menara saidah adalah PT. Mustika Ratu, atas nama Mooryati Soedibyo. Gedung yang berlokasi di Jalan Letjen MT. Haryono ini pernah menjadi kantor Kementerian Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia dan pernah juga menjadi kantor Sekretariat Panitia Pemilihan Umum (PPU) tahun 1999. Isu pengambilalihan gedung oleh Pemerintah DKI Jakarta sempat ramai jadi perbincangan di tahun 2016 silam.
Demikian fakta-fakta menara Saidah.
(Mutaya Saroh)
Jakarta – Gedung Perkantoran Menara Saidah saat ini kondisinya kosong tak berpenghuni sejak tahun 2009. Satu per satu para penyewa/penghuni (tenant) pindah ke gedung perkantoran lainnya.
Padahal pada masa kejayaannya, gedung 28 lantai tersebut sangat ramai, sebanyak 34 tenant menyewa ruang kantor di gedung yang berdekatan dengan Stasiun Kereta Cawang tersebut.
“Karena manajemen yang buruk yang dikelola oleh satu keluarga. Operasional sampai tahun 2000-an itu ramai bahkan 34 tenant menyewa gedung,” ungkap mantan petugas keamanan di Menara Saidah, Rahmat saat ditemui detikFinance pekan lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Dari tahun 2001 sampai tahun 2009 saya bekerja, saya hanya dibayar Rp 550.000/bulan. Pakaian dan sepatu petugas keamanan pun tidak disediakan. Masa saya pakai sendal. Lucu orang kaya (pemilik gedung) tetapi pelit,” imbuhnya.
Menurutnya Menara Saidah dikelola oleh beberapa perusahaan berbeda namun masih di dalam satu wadah bisnis Merial Group diantaranya PT Merial Esa, PT Merial Medika, dan Dewa.com. Banyaknya pihak yang ikut mengelola gedung juga ikut mengelola, membuat harga sewa menjadi tinggi.
“Namanya dikelola satu keluarga nggak akan beres, harga sewa terus naik. Lalu lift juga bergerak lambat karena pembelian liftnya itu bekas,” imbuhnya.
Puncaknya terjadi di tahun 2009, banyak tenant mulai meninggalkan gedung. Tenant terakhir yang tercatat meninggalkan gedung adalah Bank BNI. Bank BNI menempati store di bagian bawah atau berdekatan dengan lobi kantor. Kemudian pihak pemilik akhirnya memutuskan hubungan kerja para karyawan yang jumlahnya hampir 200 orang tanpa pesangon.
“Terakhir tenant yang keluar adalah Bank BNI. Katanya PHK dilakukan karena adanya kesalahan yang dilakukan satu karyawan namun hampir 200 karyawan dipecat semua. Kita di PHK tanpa pesangon dan langsung dikeluarkan oleh Fajri Setiawan (pemilik gedung) anak ke lima Ibu Saidah,” tuturnya.
(wij/hen)
– Gedung Perkantoran Menara Saidah saat ini kondisinya kosong tak berpenghuni sejak tahun 2009. Satu per satu para penyewa/penghuni (tenant) pindah ke gedung perkantoran lainnya.Padahal pada masa kejayaannya, gedung 28 lantai tersebut sangat ramai, sebanyak 34 tenant menyewa ruang kantor di gedung yang berdekatan dengan Stasiun Kereta Cawang tersebut.”Karena manajemen yang buruk yang dikelola oleh satu keluarga. Operasional sampai tahun 2000-an itu ramai bahkan 34 tenant menyewa gedung,” ungkap mantan petugas keamanan di Menara Saidah, Rahmat saat ditemuipekan lalu.Rahmat menuturkan kisruh yang terjadi dalam manajemen pengelolaan gedung Menara Saidah berlarut sehingga para tenant tak nyaman karena tak terawatnya fasilitas gedung. Rahmat mengaku sudah bekerja selama 8 tahun di gedung Menara Saidah. Selama 8 tahun bekerja, ia hanya dibayar dengan upah Rp 550.000/bulan pada waktu itu.”Dari tahun 2001 sampai tahun 2009 saya bekerja, saya hanya dibayar Rp 550.000/bulan. Pakaian dan sepatu petugas keamanan pun tidak disediakan. Masa saya pakai sendal. Lucu orang kaya (pemilik gedung) tetapi pelit,” imbuhnya.Menurutnya Menara Saidah dikelola oleh beberapa perusahaan berbeda namun masih di dalam satu wadah bisnis Merial Group diantaranya PT Merial Esa, PT Merial Medika, dan Dewa.com. Banyaknya pihak yang ikut mengelola gedung juga ikut mengelola, membuat harga sewa menjadi tinggi.”Namanya dikelola satu keluarga nggak akan beres, harga sewa terus naik. Lalu lift juga bergerak lambat karena pembelian liftnya itu bekas,” imbuhnya.Puncaknya terjadi di tahun 2009, banyak tenant mulai meninggalkan gedung. Tenant terakhir yang tercatat meninggalkan gedung adalah Bank BNI. Bank BNI menempati store di bagian bawah atau berdekatan dengan lobi kantor. Kemudian pihak pemilik akhirnya memutuskan hubungan kerja para karyawan yang jumlahnya hampir 200 orang tanpa pesangon.”Terakhir tenant yang keluar adalah Bank BNI. Katanya PHK dilakukan karena adanya kesalahan yang dilakukan satu karyawan namun hampir 200 karyawan dipecat semua. Kita di PHK tanpa pesangon dan langsung dikeluarkan oleh Fajri Setiawan (pemilik gedung) anak ke lima Ibu Saidah,” tuturnya.
Jakarta, CNBC Indonesia – Kabar soal Menara Saidah di Pancoran, Jakarta Selatan hilang tenggelam selama satu dasawarsa terakhir semenjak gedung perkantoran itu kosong tanpa penghuni. Selama waktu itu juga gedung ini selalu menyedot perhatian antara lain rumor gedung yang miring dan sebagainya, termasuk belum lama ini viral di media sosial.
Kepala Dinas Cipta Karya, Pertanahan, dan Tata Ruang (Kadis Citata) DKI Jakarta, Heru Hermawanto kepada CNBC Indonesia, Senin (30/9) angkat bicara. Ia membantah soal kabar bahwa gedung itu miring. Pada 2013, pihak kontraktor gedung Menara Saidah, Hutama Karya juga menepis hal yang sama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia mengatakan secara perizinan gedung tersebut sudah terpenuhi semua, bahkan sempat difungsikan sebagai perkantoran swasta dan pemerintah. Namun, masalah internal keluarga pemilik, gedung tersebut jadi terbengkalai sampai saat ini.Foto: Menara Saidah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Menara Saidah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Pemprov DKI Jakarta 2013, menurut Heru sudah sempat melakukan pemanggilan kepada para pemilik gedung Menara Saidah. Pemprov sempat meminta agar gedung Menara Saidah dirawat dan difungsikan, jangan dibiarkan kosong
“Mungkin masalah internal. Mungkin sengketa. Kita nggak bisa masuk lebih jauh,” katanya.
Namun, Heru mengatakan bila pemiik ingin memfungsikan lagi Gedung Menara Saidah, maka Sertifikat Laik Fungsi (SLF) harus diurus ulang lagi. Saat ini, dengan kondisi gedung sudah dikosongkan hampir 10 tahun, sudah dipastikan gedung Menara Saidah tak laik fungsinya seperti lift dan penunjang fungsi gedung tinggi lainnya.
“Kalau dibenerin, SLF bisa diperpanjang, sekarang memang tak laik,” katanya.
Di lapangan, kondisi Menara Saidah memang memperihatinkan, dari tampak luar kaca-kaca bangunan selain kusam, juga sudah banyak yang hancur.
Foto: Menara Saidah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Menara Saidah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Artikel Selanjutnya
Dari Menara Saidah Hingga 14 Artis Jadi Anggota DPR
(hoi/hoi)
Kabar soal Menara Saidah di Pancoran, Jakarta Selatan hilang tenggelam selama satu dasawarsa terakhir semenjak gedung perkantoran itu kosong tanpa penghuni. Selama waktu itu juga gedung ini selalu menyedot perhatian antara lain rumor gedung yang miring dan sebagainya, termasuk belum lama ini viral di media sosial.Kepala Dinas Cipta Karya, Pertanahan, dan Tata Ruang (Kadis Citata) DKI Jakarta, Heru Hermawanto kepada CNBC Indonesia, Senin (30/9) angkat bicara. Ia membantah soal kabar bahwa gedung itu miring. Pada 2013, pihak kontraktor gedung Menara Saidah, Hutama Karya juga menepis hal yang sama.”Dulu awalnya semua jalan, sempat ada isu bangunan miring. Kalau miring, itu setiap hari ada kereta lewat…Kalau struktur saya yakin masih bagus,” kata Heru.Ia mengatakan secara perizinan gedung tersebut sudah terpenuhi semua, bahkan sempat difungsikan sebagai perkantoran swasta dan pemerintah. Namun, masalah internal keluarga pemilik, gedung tersebut jadi terbengkalai sampai saat ini.Pemprov DKI Jakarta 2013, menurut Heru sudah sempat melakukan pemanggilan kepada para pemilik gedung Menara Saidah. Pemprov sempat meminta agar gedung Menara Saidah dirawat dan difungsikan, jangan dibiarkan kosong”Mungkin masalah internal. Mungkin sengketa. Kita nggak bisa masuk lebih jauh,” katanya.Namun, Heru mengatakan bila pemiik ingin memfungsikan lagi Gedung Menara Saidah, maka Sertifikat Laik Fungsi (SLF) harus diurus ulang lagi. Saat ini, dengan kondisi gedung sudah dikosongkan hampir 10 tahun, sudah dipastikan gedung Menara Saidah tak laik fungsinya seperti lift dan penunjang fungsi gedung tinggi lainnya.”Kalau dibenerin, SLF bisa diperpanjang, sekarang memang tak laik,” katanya.Di lapangan, kondisi Menara Saidah memang memperihatinkan, dari tampak luar kaca-kaca bangunan selain kusam, juga sudah banyak yang hancur.
Bagi detikers yang tinggal atau sering berkunjung ke Jakarta, pasti mengetahui cerita soal Menara Saidah. Yap, gedung kosong yang terletak di Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan, ini disebut-sebut mengalami kemiringan dan memiliki sejumlah cerita horor. Hiii seram sekali detikers!
Bagaimana tidak, gedung ini dibiarkan kosong selama bertahun-tahun. Kesan horor semakin terasa karena Menara Saidah mengusung arsitektur Romawi, lalu di dalam gedung masih banyak ornamen patung romawi yang ditinggalkan begitu saja, kabarnya patung tersebut diimpor langsung dari Italia.
Padahal, Menara Saidah memiliki akses yang strategis sebagai gedung perkantoran di Jakarta. Letaknya di Jalan MT Haryono memudahkan orang untuk bepergian ke Menara Saidah menggunakan mobil atau motor. Bagi yang ingin menggunakan transportasi umum juga bisa menggunakan KRL Commuter Line karena dekat dari Stasiun Cawang.
Lantas, fakta menarik apa saja sih yang ada di Menara Saidah? Lalu kenapa Menara Saidah ditinggalkan pemiliknya bertahun-tahun dan dibiarkan begitu saja? Simak penjelasannya dalam artikel ini yuk detikers!
Tentang Menara Saidah
Sebelum membeberkan fakta-fakta seputar Menara Saidah, mari kita cari tahu dulu sejarah tentang Menara Saidah mulai dari pemiliknya, tinggi struktur bangunan, hingga dibangun oleh siapa. Simak penjelasannya di bawah ini.
1. Berapa Tinggi Menara Saidah?
Sayangnya, tidak diketahui secara pasti berapa tinggi Menara Saidah. Dilansir CNBC Indonesia, Menara Saidah saat ini diketahui memiliki 28 lantai.
2. Siapa Pemilik Menara Saidah?
Dikutip detikFinance, Menara Saidah dibangun oleh Kontraktor PT Hutama Karya selama tiga tahun yakni dari tahun 1995-1998. Menariknya, saat itu gedung tersebut bernama Gracindo dan dimiliki oleh PT Mustika Ratu atas nama Mooryati Sudibyo.
Baru di tahun 1995, Menara Saidah dilelang dan dimenangkan oleh Keluarga Saidah untuk diserahkan kepada anak kelima Nyonya Saidah, Fajri Setiawan. Nah, usai dilelang Menara Saidah dilakukan renovasi besar-besaran, jumlah lantai yang awalnya 18 kini telah bertambah menjadi 28 lantai sampai sekarang.
Asal-usul dinamakan Menara Saidah karena diambil dari nama pemiliknya yaitu Saidah Abu Bakar Ibrahim yang merupakan ayah dari suami artis Inneke Koesherawati, yakni Fahmi Darmawansyah.
3. Menara Saidah Kantor Apa?
Meski kini Menara Saidah kosong tak berpenghuni, bukan berarti gedung tersebut tidak pernah digunakan sama sekali. Ketika gedung masih dimiliki PT Mustika Ratu, beberapa tenant sudah mengisi gedung ini saat mulai operasional, salah satunya adalah Kementerian Pembangunan Wilayah Timur Indonesia atau yang sekarang menjadi Kementerian Pembangunan Daerah Terpencil (PDT).
Kenapa Menara Saidah Miring?
Banyak isu yang tersebar di masyarakat kalau konstruksi Menara Saidah mengalami kemiringan beberapa derajat. Kabar simpang siur tersebut sempat membuat khawatir masyarakat yang tinggal di dekat Menara Saidah, karena bisa saja gedung suatu saat roboh.
Dilansir detikFinance, pada 2013 silam Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta membantah soal anggapan gedung Menara Saidah miring. Kala itu, Pemda memastikan tak ada masalah konstruksi pada bangunan Menara Saidah.
Kepala Dinas Penertiban dan Pengawasan Bangunan (P2B) DKI Jakarta saat itu, Putu Ngurah Indiana, mengatakan tidak ada laporan cacatnya konstruksi untuk gedung berjumlah 28 lantai tersebut. Sebab, Suku Dinas Jakarta Selatan sempat melakukan kajian terhadap Menara Saidah dan tidak menemukan kegagalan konstruksi.
Beberapa tahun lalu Putu juga telah mengirimkan surat resmi kepada pemilik gedung untuk melakukan audit konstruksi. Sayangnya, belum ada jawaban dari pihak pemilik gedung kala itu.
Senada dengan Putu, Sekretaris Perusahaan PT Hutama Karya saat itu, Ary Widiantoro menyebut kalau Menara Saidah miring itu hal yang tidak benar. Ary menjelaskan, secara teknis jika sebuah gedung yang awalnya tegak menjadi miring bakal menimbulkan suatu tekanan yang besar pada dinding bangunan. Nah, kalau Menara Saidah miring seharusnya kaca-kaca di jendela akan pecah dan berhamburan.
Selain itu, Ary mengatakan saat masa pembangunan di tahun 1995-1998 proses konstruksi Menara Saidah tidak mengalami kendala teknis. Bahkan hingga saat Menara Saidah diserahterimakan kepada perusahaan Mustika Ratu selaku pemilik awal gedung tersebut, secara teknis dan struktur gedung Menara Saidah telah dibuat sesuai dengan kelayakan.
Fakta-fakta Menara Saidah
Meski gedung Menara Saidah sudah tidak dihuni sampai belasan tahun, namun sampai sekarang masih menyimpan fakta-fakta yang menarik untuk dibahas. Apa saja? Simak penjelasannya di bawah ini.
1. Biaya Pembangunan Mencapai Rp 50 Miliar
Mengutip detikFinance, nilai proyek untuk membangun Menara Saidah diperkirakan mencapai Rp 50 miliar pada waktu itu. Angka yang cukup besar bukan detikers?
Sekretaris Perusahaan PT Hutama Karya kala itu, Ary Widiantoro mengatakan tak tahu persis nominal pasti nilai proyek gedung bergaya Romawi itu. Ary beralasan, Menara Saidah telah dibangun belasan tahun yang lalu, kemudian Ary memprediksi untuk membangun Menara Saidah mencapai Rp 50 miliar dan bahkan bisa lebih.
“Kalau nggak salah itu Rp 50 miliar, kalau nggak salah ya, saya nggak jelas detailnya karena itu sekitar 15 tahun yang lalu,” kata Ary kepada detikFinance di tahun 2013.
Dalam pengerjaannya, PT Hutama Karya (HK) menggandeng mitra perusahaan konstruksi swasta yaitu Adji Satria untuk menyelesaikan pembangunan Menara Saidah. Perseroan mengakui kalau proyek Menara Saidah merupakan pembangunan gedung pencakar langit pertama yang digarap oleh HK.
2. Misteri Seputar Menara Saidah
Lama tak dihuni sejak tahun 2009, Menara Saidah kini menjadi urban legend bagi masyarakat Jakarta. Berbagai cerita mistis tentang Menara Saidah mulai bertebaran, salah satu yang paling terkenal adalah sosok kuntilanak merah di lantai 3.
Dilansir CNN Indonesia, kala itu seorang paranormal bernama Daud mengatakan bahwa keberadaan kuntilanak merah di Menara Saidah benar adanya. Kata Daud, sosok kuntilanak itu merupakan salah satu korban kecelakaan kereta yang lokasinya tidak jauh dari Menara Saidah.
“Dulunya, lokasi Menara Saidah ini adalah kuburan. Jadi perempuan yang disebut kuntilanak merah itu adalah korban kecelakaan kereta yang dimakamkan di kuburan tersebut. Kenapa merah? Karena bajunya itu penuh bersimbah darah,” ujar Daud saat itu.
Tak hanya kuntilanak merah, di Menara Saidah terdapat juga koloni siluman yang tinggal di bagian dasar gedung. Daud menyebut, koloni siluman tersebut dianggap sebagai sebuah bagian dari semacam pesugihan dari orang-orang yang menganggap Menara Saidah sebagai tempat keramat.
Ada juga cerita horor lainnya tentang Menara Saidah yang beredar di masyarakat. Kala itu, seorang pengemudi ojek online mendapat pesanan yang lokasinya berada di Menara Saidah.
Bahkan, baru-baru ini sempat terjadi kecelakaan di depan Menara Saidah yang merenggut dua korban jiwa. Sejumlah netizen mengaitkan kalau kecelakaan tersebut karena Menara Saidah angker dan gedung tersebut meminta “tumbal”.
Namun hal itu dibantah oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E Zulpan. Ia mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak mengaitkan hal-hal mistis dengan peristiwa kecelakaan.
3. Manajemen Menara Saidah Dinilai Buruk
Sempat beredar isu di masyarakat kalau tenant-tenant yang menempati Menara Saidah memilih keluar karena gedung mulai miring. Padahal, mereka memutuskan keluar karena manajemen gedung yang buruk.
Mengutip detikFinance, saat itu Menara Saidah dikelola oleh beberapa perusahaan berbeda namun masih di dalam satu bisnis Merial Group. Nah, karena banyaknya pihak yang ikut mengelola Menara Saidah, alhasil harga sewa gedung juga ikut melambung tinggi.
Akhirnya di tahun 2009, banyak tenant yang mulai meninggalkan Menara Saidah karena manajemen yang buruk. Disebutkan bahwa tenant terakhir yang tercatat meninggalkan gedung adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI). Letak Bank BNI berada di bagian bawah atau berdekatan dengan lobi Menara Saidah.
4. Sempat Ditawar ‘Murah’
Saat awal-awal Menara Saidah kosong, gedung ini sering kali didatangi oleh para calon pembeli. Biasanya, para calon pembeli datang untuk bertanya-tanya tentang harga gedung, kondisi, dan siapa pemiliknya.
Jangan heran kalau Menara Saidah mampu menarik para calon pembeli, sebab letak gedung ini sangat strategis dan dilalui banyak transportasi umum. Sayangnya, pemilik Menara Saidah enggan menjual gedung bergaya Romawi tersebut.
Disebutkan bahwa Menara Saidah sempat ditawar dengan banderol Rp 16 miliar oleh calon investor yang berminat. Namun lagi-lagi, sang pemilik tidak mau menjual gedung tersebut.
Nah itu dia detikers deretan fakta seputar Menara Saidah yang terletak di Jakarta. Saat ini Menara Saidah telah ditutup dan tidak diizinkan untuk didatangi oleh masyarakat umum.
Simak Video “
Ada Terduga Teroris, Standar Masuk MUI Dipertanyakan
“
[Gambas:Video 20detik]
(ilf/fds)