Daftar Isi
Al-masih secara bahasa berasal dari kata yang tersusun 3 huruf. Dalam bahasa Arab artinya mengusap. Dari akar kata ini, kita bisa mengambil kesimpulan makna dari turunannya. Di alam ini, ada dua makhluk yang bergelar al-Masih, Nabi Isa ‘alaihis shalatu was salam dan Dajjal. Keduanya akan saling bertemu di akhir zaman, dan Nabi Isa akan membunuh Dajjal. Karena itu, terdapat ungkapan:
“Sesungguhnya al-Masih (Nabi Isa) membunuh al-Masih (Dajjal).” (al-Misbah al-Munir, 2:572)
Mengapa Nabi Isa disebut al-Masih? Dalam kamus Mu’jam al-Wasith dinyatakan, makna al-Masih adalah “Orang yang banyak mengembara” (al-Mu’jam al-Wasith, 2:656)
Orang yang banyak mengembara disebut al-Masih, karena dia mengusap (menyapu) permukaan bumi. Nabi Isa disebut al-Masih, karena beliau termasuk menusia yang banyak mengembara, melakukan perjalanan jauh dan tidak menetap di satu tempat. (Lisanul ‘Arab, 2:593).
Dalam keterangan yang lain, Nabi Isa disebut al-Masih, karena beliau mengusap orang sakit dengan tangannya, kemduian sembuh. Dalam Lisanul ‘Arab dinyatakan:
“Ada yang berpendapat, beliau disebut al-Masih, karena beliau mengusap dengan tangannya orang yang sakit, buta sejak lahir, penderita kusta, kemduian sembuh dengan izin Allah.” (Lisanul ‘Arab, 2:593).
Mengapa Dajjal disebut al-Masih?
Sebutan al-Masih untuk Dajjal, berdasarkan doa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di akhir tasyahud: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari adzab neraka, adzab kubur, fitnah hidup dan mati, dan dari kejahatan al-Masih Dajjal.” (HR. Nasa’i, Abu Daud, Turmudzi, Ibnu Majah dan yang lainnya).
Ibnul Atsir mengatakan: “Dajjal disebut Masih, karena salah satu matanya terhapus. al-Masih: orang yang salah satu sisi wajahnya mamsuh (terhapus), tidak ada matanya dan tidak ada alisnya.” (Jami’ al-Ushul, 4:204)
[Ustadz Ammi Nur Baits]
Makna al-Masih dapat berubah sesuai konteksnya.
REPUBLIKA.CO.ID,
Pertanyaan:
Assalamu ‘alaikum wr. wb.
Saya ingin bertanya apa makna al-Masih yang beberapa kali disebut dalam Alquran yang ditujukan untuk Nabi Isa a.s. dan apa makna al-Masih yang ditujukan untuk Dajjal seperti yang tercantum dalam doa yang diajarkan Rasulullah saw dalam shalat pada tahiyat akhir sebelum salam, yang kalimat terakhir seperti ini: wa min fitnatil-masihid-dajjal (dan fitnah dajjal al-masih)? Demikian pertanyaan dari saya, terima kasih.
Ritaudin Jalan Sukmaraga, Amuntai – Kalimantan Selatan (Disidangkan pada Jumat, 17 Zulhijah 1441 H / 7 Agustus 2020 M)
Jawaban:
Wa’alaikumus salam. wr. wb.
Terima kasih atas pertanyaan saudara yang diajukan kepada Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sebelum menjawab, perlu diinformasikan terlebih dahulu bahwa persoalan yang hampir sama pernah dibahas dalam buku Tanya Jawab Agama Jilid 7 halaman 169 mengenai arti al-Masih dan pada rubrik Fatwa Agama Majalah Suara Muhammadiyah No. 7, 2009 mengenai keyakinan Muhammadiyah tentang al-Mahdi. Di bawah ini akan dijelaskan makna kata al-Masih, baik kata al-Masih yang dikaitkan pada Dajjal dan kata al-Masih yang dikaitkan pada Isa a.s..
Makna al-Masih
Al-Masih secara bahasa berasal dari kata masaha yamsahu mashan yang artinya mengusap, menghapus atau pergi. Kata al-Masih juga memiliki ragam makna jika dikaitkan dengan kalimat lainnya (al-Munjid fi Lughati wa al-A‘lam, 758, al-Munawir, 1332, Lisan al-‘Arab, 4197). Kata al-Masih berasal dari bahasa Ibrani, artinya adalah berkah, yakni keberkahan yang diberikan kepada para nabi atau orang yang meniadakan kedzaliman dan memberikan petunjuk untuk manusia (Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Munir, II/250-251).
Dinukil dari Rasyid Rida, kata al-Masih menggunakan huruf (sin) adalah kata serapan dari bahasa Ibrani yaitu kata al-Masyih menggunakan huruf (syin) mengandung makna gelar raja, menurut tradisi mereka bahwa orang yang mempunyai kekuasaan atau kerajaan kepalanya diusap dengan minyak suci dalam suatu upacara pelantikan. Oleh karenanya mereka menyebut kerajaan dengan sebutan اْلمَسْحُ (al-Mashu) dan menyebut raja dengan sebutanالْمَسِيْحُ (al-Masih) (lihat Tanya Jawab Agama Jilid 7 dalam 169).
sumber : Suara Muhammadiyah
Mengapa Dajjal Digelari Al-Masih Seperti Nabi Isa? Ini Penjelasannya
loading…
Ilustrasi Dajjal dengan satu matanya yang terhapus. Dialah sosok pembawa fitnah terbesar di akhir zaman. Foto/dok Channel Information M3loma
A
A
A
Dajjal adalah sosok manusia kafir dan pembawa fitnah (ujian) terbesar bagi manusia. Tidak ada ujian terbesar selain fitnah Dajjal. Apa sebenarnya makna Al-Masih?
Al-Masih secara bahasa berarti menghapus atau pergi mengembara. Kata Al-Masih juga memiliki makna lain tergantung pada kalimat selanjutnya.
Menurut Tafsir Al-Munir, kata Al-Masih berarti keberkahan yang diberikan kepada Nabi atau orang yang meniadakan kezaliman. Nabi Isa memiliki gelar Al-Masih karena Allah mengembalikan kekuasaan bumi yang sebelumnya hilang dikuasai Dajjal berdasar penafsiran dari kalangan ahlul kitab.
Namun apabila Al-Masih dikaitkan dengan
عَائِشَةَ رضى الله عنها قَالَتْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ يَسْتَعِيذُ فِى صَلاَتِهِ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ [رواه البخاري]
Artinya: “Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, aku mendengar Rasulullah SAW memohon perlindungan dalam sholatnya dari fitnah Dajjal.” (HR Al-Bukhari)
Dari hadis di atas, makna Al-Masih yang dikaitkan dengan Dajjal justru memiliki makna negatif.Mengutip Tesis berjudul “Dajjal dalam Al-Qur’an dan Hadits”, Ibnu al-Atsir mengungkapkan, Dajjal dinamakan Al-Masih karena satu matanya terhapus.
Menurut Alimin Mukhtar, pengasuh PP Arrahmah Malang menjelaskan, akar kata Al-Masih adalah siyaahah (السياحة), dari kata saaha-yasiihu-siyaahatan (ساح يسيح سياحة). Artinya berkelana di muka bumi, menjelajahi dan mendatangi berbagai penjuru bumi.
“Beliau mengembara dan berdakwah di antara Bani Israil di berbagai penjuru. Pada zaman itu, 12 suku Bani Israil telah terpencar karena mengungsi akibat agresi berkali-kali dari Babilonia, Romawi, dan bangsa-bangsa lain terhadap Yerusalem. Maka Nabi Isa mendatangi setiap suku dan mendakwahi mereka di tempat bermukimnya masing-masing,” terang Alimin Mukhtar dikutip dari Hidayatullah.
Dajjal juga diceritakan gemar mendatangi seluruh penjuru bumi dan mengembara ke mana-mana. Ia dikaruniai kemampuan ajaib untuk berpindah tempat dengan sangat cepat. Ada banyak hadis yang menceritakannya. Tapi tujuan Dajjal adalah menimbulkan fitnah dan kerusakan. Tidak ada tempat yang selamat dari kunjungannya kecuali Makkah dan Madinah. Inilah makna Al-Masih Dajjal.
Karena itu, tidak ada Nabi yang paling tepat untuk berhadapan dengan Dajjal kecuali Nabi Isa. Seluruh sifat mulia beliau diputarbalikkan oleh
Demikian penjelasan makna Al-Masih yang melekat pada dua sosok yang saling bertentangan: Al-Masih Ad-Dajjal dan Isa Al-Masih. Semoga bermanfaat.
Wallahu A’lam
(rhs)
Banyak yang bertanya mengapa Dajjal diberi gelar Al-Masih Ad-Dajjal (Al-Masihul Dajjal), gelar yang juga melekat pada Nabi Isa ‘alaihissalam.Dajjal adalah sosok manusia kafir dan pembawa fitnah (ujian) terbesar bagi manusia. Tidak ada ujian terbesar selain fitnah Dajjal. Apa sebenarnya makna Al-Masih?Al-Masih secara bahasa berarti menghapus atau pergi mengembara. Kata Al-Masih juga memiliki makna lain tergantung pada kalimat selanjutnya.Menurut Tafsir Al-Munir, kata Al-Masih berarti keberkahan yang diberikan kepada Nabi atau orang yang meniadakan kezaliman. Nabi Isa memiliki gelar Al-Masih karena Allah mengembalikan kekuasaan bumi yang sebelumnya hilang dikuasai Dajjal berdasar penafsiran dari kalangan ahlul kitab.Namun apabila Al-Masih dikaitkan dengan Dajjal maka maknanya akan berbeda. Dalam beberapa riwayat memang terdapat sebutan Al-Masih untuk Dajjal seperti hadis berikut:Artinya: “Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, aku mendengar Rasulullah SAW memohon perlindungan dalam sholatnya dari fitnah Dajjal.” (HR Al-Bukhari)Dari hadis di atas, makna Al-Masih yang dikaitkan dengan Dajjal justru memiliki makna negatif.Mengutip Tesis berjudul “Dajjal dalam Al-Qur’an dan Hadits”, Ibnu al-Atsir mengungkapkan, Dajjal dinamakan Al-Masih karena satu matanya terhapus.Menurut Alimin Mukhtar, pengasuh PP Arrahmah Malang menjelaskan, akar kata Al-Masih adalah siyaahah (السياحة), dari kata saaha-yasiihu-siyaahatan (ساح يسيح سياحة). Artinya berkelana di muka bumi, menjelajahi dan mendatangi berbagai penjuru bumi. Nabi Isa adalah Nabi yang tidak punya tempat tinggal tetap.”Beliau mengembara dan berdakwah di antara Bani Israil di berbagai penjuru. Pada zaman itu, 12 suku Bani Israil telah terpencar karena mengungsi akibat agresi berkali-kali dari Babilonia, Romawi, dan bangsa-bangsa lain terhadap Yerusalem. Maka Nabi Isa mendatangi setiap suku dan mendakwahi mereka di tempat bermukimnya masing-masing,” terang Alimin Mukhtar dikutip dari Hidayatullah.Dajjal juga diceritakan gemar mendatangi seluruh penjuru bumi dan mengembara ke mana-mana. Ia dikaruniai kemampuan ajaib untuk berpindah tempat dengan sangat cepat. Ada banyak hadis yang menceritakannya. Tapi tujuan Dajjal adalah menimbulkan fitnah dan kerusakan. Tidak ada tempat yang selamat dari kunjungannya kecuali Makkah dan Madinah. Inilah makna Al-Masih Dajjal.Karena itu, tidak ada Nabi yang paling tepat untuk berhadapan dengan Dajjal kecuali Nabi Isa. Seluruh sifat mulia beliau diputarbalikkan oleh Dajjal. Maka beliau pantas diturunkan di akhir zaman untuk membersihkn namanya dan membunuh si pembohong itu.Demikian penjelasan makna Al-Masih yang melekat pada dua sosok yang saling bertentangan: Al-Masih Ad-Dajjal dan Isa Al-Masih. Semoga bermanfaat.
Jakarta –
Dajjal memiliki julukan Al-Masih sama halnya Nabi Isa As. Akan tetapi, Al-Masih yang dimiliki Dajal berbeda dengan Al-Masih yang melekat pada Nabi Isa putra Maryam.
Dilansir dari detikHikmah, Jumat (20/1/2023), dalam Syarah Hishnul Muslim karya Syaikh Majdi Abdul Wahab Al-Akhmad dan diterjemahkan oleh Abdul Rosyad Shiddiq disebutkan, kalimat “Al-Masih Dajjal” disebut Al-Masih karena kebaikan telah dihapus darinya. Artinya, dia adalah Al-Masih kesesatan.
Sementara pendapat lain mengatakan, Dajjal disebut Al-Masih karena dia hanya memiliki 1 mata yang dapat melihat. Dikatakan, hanya ada satu mata tanpa alis pada sebagian wajah Dajjal.
Hal tersebut disebutkan dalam riwayat Abu Bakar bin Abu Syaibah dari Al-Filtan bin Ashim, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Adapun Masih Adh-Dhalalah (Al-Masih pembawa kesesatan: Dajjal) adalah seorang lelaki yang berdahi lebar, picak mata kirinya, lebar lubang hidungnya, (tubuhnya) agak bongkok.” (HR Muslim dan dinilai shahih)
Selanjutnya, Syaikh Majdi Abdul Wahab Al-Akhmad turut mengungkapkan ada beberapa pendapat lain mengenai julukan Al-Masih pada Dajjal. Di antaranya, disebut Al-Masih (yang berarti menelusuri) karena ia akan membelah dan menelusuri bumi. Ada juga yang mengatakan Dajjal disebut Al-Masih (yaitu yang dihapus) karena ia adalah makhluk yang bentuknya sangat buruk karena kebaikannya telah dihapus.
Kedua pendapat tersebut untuk membedakan dengan Al-Masih pada Nabi Isa As.
Sementara Nabi Isa disebut Al-Masih karena setiap penyakit yang diusap oleh tangannya yang mengandung berkah pasti akan sembuh. Ada juga yang mengatakan, Al-Masih yang ada pada Nabi Isa berarti Ash-Shiddiq (yang sangat jujur).
Kemudian, Abdul Wahab Abdussalam Thawilah dalam Kitab Al-Masih Al-Muntazhar wa Nihayah Al-Alam mengatakan, penyebutan Al-Masih untuk Dajjal selalu diikuti dengan sifatnya.
“Kata ‘Al-Masih’ diungkapkan untuk Nabi Isa bin Maryam, tetapi digunakan juga untuk Dajjal. Jika disebutkan Al-Masih yang sesat, itulah Dajjal. Jadi penyebutan Al-Masih untuk Dajjal selalu diikuti dengan sifatnya,” Abdul Wahab Abdussalam Thawilah seperti diterjemahkan oleh Subhanur.
3 Sebab Al-Masih Pembohong Disematkan pada Dajjal
Ada tiga hal mengapa Al-Masih yang berarti pembohong disematkan pada Dajjal. Pertama, Dajjal menutup kebenaran dengan sihir dan kejahatannya serta menyelimutinya dari manusia dengan pengakuan dan kebohongan.
Kedua, karena Dajjal menutupi bumi dan bepergian ke seluruh penjurunya. Terakhir, lafaz “Dajjal” telah menjadi tanda baginya. Jika lafaz itu diucapkan, benak kita langsung mengarah padanya.
Diketahui, Dajjal merupakan sosok pembawa kesesatan yang akan menyebarkan fitnah di antara umat manusia. Fitnah Dajjal memiliki bahaya paling dahsyat. Rasulullah SAW bersabda,
مَا بَيْنَ خَلْقِ آدَمَ إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ خَلْقٌ أَكْبَرُ مِنَ الدَّجَّالِ
Artinya: “Tidak ada satu pun makhluk sejak Adam diciptakan hingga terjadinya kiamat yang fitnahnya lebih besar dari Dajjal.” (HR Muslim)
Sering kali nama Dajjal disebutkan dalam hadits dan dia akan muncul di akhir zaman sebagai salah satu tanda datangnya hari kiamat. Dajjal juga akan mengaku sebagai Tuhan.
Naudzubillah Min Dzalik.
Simak Video “
Fakta-fakta Pelaku Modus ‘Tabrak lari’: Pernah Pakai Heroin-Luka di Kaki
“
[Gambas:Video 20detik]
(edr/alk) Jakarta –
Munculnya Dajjal merupakan salah satu tanda datangnya kiamat. Rasulullah SAW banyak menjelaskan tentang buruknya Dajjal, namun dalam Al-Qur’an tidak ada ayat yang menyebut Dajjal.
Dajjal digambarkan sebagai sosok yang sangat durhaka, jahat dan menimbulkan bencana di mana-mana. Dajjal juga termasuk pembohong besar yang fitnahnya sangat berbahaya. Hal ini dijelaskan dalam banyak hadits Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW pun mengingatkan agar berhati-hati terhadap Dajjal.
Tetapi, kenapa Dajjal tidak dijelaskan dalam Al-Qur’an dan tidak ada peringatan terhadapnya, bahkan namanya pun tidak disebut-sebut, apalagi kedustaan dan kedurhakaan yang dilakukannya?
Menurut Ibnu Katsir dalam bukunya yang berjudul Huru-Hara Hari Kiamat, disebutkan banyak penjelasan yang bisa menerangkan mengapa Dajjal tidak disebutkan dalam ayat Al-Qur’an.
Mengapa Dajjal Tidak Tercatat dalam Al-Qur’an?
Ada beberapa penjelasan yang bisa menerangkan alasan mengapa Dajjal tidak disebutkan dalam Al-Qur’an. Salah satunya adalah sebagai cara Allah SWT menghinakan Dajjal.
Meskipun tidak tercatat dalam Al-Qur’an, Dajjal akan muncul di akhir zaman.
1. Dajjal telah diisyaratkan dalam Al-Qur’an
Meskipun tidak disebutkan dan dijelaskan secara gamblang, namun sebenarnya ada ayat Al-Qur’an yang mengisyaratkan tentang munculnya Dajjal. Yakni dalam surat Al-An’am ayat 158:
هَلْ يَنظُرُونَ إِلَّآ أَن تَأْتِيَهُمُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ أَوْ يَأْتِىَ رَبُّكَ أَوْ يَأْتِىَ بَعْضُ ءَايَٰتِ رَبِّكَ ۗ يَوْمَ يَأْتِى بَعْضُ ءَايَٰتِ رَبِّكَ لَا يَنفَعُ نَفْسًا إِيمَٰنُهَا لَمْ تَكُنْ ءَامَنَتْ مِن قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِىٓ إِيمَٰنِهَا خَيْرًا ۗ قُلِ ٱنتَظِرُوٓا۟ إِنَّا مُنتَظِرُونَ
Artinya: “Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka) atau kedatangan (siksa) Tuhanmu atau kedatangan beberapa ayat Tuhanmu. Pada hari datangnya ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: “Tunggulah olehmu sesungguhnya Kamipun menunggu (pula)”.”
Menurut riwayat Abu Isa At-Tirmidzi dari Abu Hurairah , Nabi bersabda,
“Ada tiga hal, yang apabila telah muncul (terjadi), maka iman seseorang yang sebelumnya tidak beriman tidak bermanfaat bagi dirinya, atau dia tidak mengerjakan kebaikan dalam masa imannya: Dajjal, Dabbah dan terbitnya matahari dari barat.”
Menurut At-Tirmidzi, hadits ini hasan shahih.
2. Nabi Isa datang untuk membunuh Dajjal
Isa bin Maryam akan turun dari langit yang terdekat ke Bumi lalu membunuh Dajjal, sebagaimana dinyatakan dalam hadits. Sementara dalam Al-Qur’an diterangkan pada Firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 157-159.
“Dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.” (QS. An-Nisa: 157-159)
Dalam tafsir Ibnu Katsir, dijelaskan bahwa dhamir pada kata-kata: “Qabla mautibi” merujuk kepada Isa. Maksudnya, dia akan turun lagi ke bumi, dan orang-orang Ahli Kitab yang berselisih pendapat mengenainya dengan sangat antagonis, akan beriman kepadanya, baik yang menganggapnya tuhan, yakni kaum Nasrani, maupun yang mengucap dusta besar mengenai dia, bahwa kelahirannya diragukan sebagai anak siapa, yaitu kaum Yahudi. Apabila Nabi Isa telah turun kelak menjelang Hari Kiamat, maka menjadi nyatalah kedustaan mereka masing-masing.
Dengan demikian, turunnya Al-Masih Isa merupakan isyarat bakal munculnya Al-Masih Dajjal, Pemimpin Kesesatan itu, kebalikan dari Al-Masih Pembawa Petunjuk.
3. Sebagai penghinaan terhadap Dajjal
Tidak disebutkannya nama Dajjal secara jelas dalam Al-Qur’an, adalah sebagai penghinaan terhadapnya, sebagai manusia yang mengaku dirinya tuhan. Dan hal itu tidak menafikan keagungan Allah, kebesaran dan kejayaan-Nya maupun kemahasucian-Nya dari segala kekurangan.
Nama Dajjal itu bagi Allah SWT terlalu hina untuk disebut, terlalu kecil dan tidak berarti untuk diceritakan ataupun diperingatkan tentang pengakuannya. Para Nabi telah menjelaskan kepada umat mereka masing-masing tentang Dajjal, dan telah mengingatkan betapa menyesatkan pengakuannya maupun perbuatan-perbuatannya.
Lantas apa bedanya dengan kisah Firaun yang mengaku Tuhan namun tetap dijelaskan dalam Al-Qur’an?
Dalam surat An-Naziat ayat 24 disebutkan “Firaun berkata, akulah tuhanmu yang tertinggi.” Kemudian juga dalam surat Al-Qashas ayat 38 yang berbunyi, “Hai para pembesar kaumku, aku tidak mengetahui adanya tuhan bagimu selain aku.”
Para ulama tafsir berpendapat, kisah Firaun tercatat dalam Al-Qur’an karena peristiwanya telah berlalu dan kedustaannya dapat menjadi pelajaran bagi setiap mukmin yang beriman dan berakal. Sedangkan soal Dajjal, peristiwa itu belum terjadi. Oleh karenanya Allah SWT tidak menyebutkan namanya dalam Al-Qur’an, sebagai penghinaan terhadapnya.
Wallahu alam.
Simak Video “
5 Skenario Kiamat Menurut Para Ilmuwan
“
[Gambas:Video 20detik]
(dvs/lus)