Selama ini, tikus masih dianggap sebagai hama. Tak jarang para petani membasminya dengan beragam cara, mulai dari racun tikus, dijebak dengan perangkap hingga diburu. Namun demikian dalam rantai makanan tikus juga memiliki fungsi yang sangat besar. Lantas apa jadinya jika tikus tidak ada atau punah?
Tikus merupakan salah satu hewan mamalia dengan perkembangbiakan tercepat. Hal ini dikarenakan usia produktif tikus hanya mencapai 3 bulan (sangat cepat dalam jika dalam dunia vertebrata) dan juga dapat melakukan kegiatan reproduksi sebanyak 500 kali dalam 6 jam selama masa suburnya.
Tikus juga dikenal mudah dalam beradaptasi dalam lingkungan yang baru dan juga kebal berbagai racun. Dengan begitu hewan ini sangatlah berdampak buruk bagi kehidupan manusia terkhusus dalam dunia pangan.
Hewan ini akan menjadi hama yanpg sangat menjengkelkan yang sulit dibasmi oleh oleh para petani yang memengang kebutuhan pangan bagi masyarakat. Jika makhluk ini dibiarkan maka kita akan kekurangan kebutuhan pangan.
Tikus tidak melulu menjadi musuh manusia yang harus dimusnahkan. Keberadaan hewan ini turut memberi sumbangsih keseimbangan ekosistem dalam hal rantai makanan. Selain itu, banyak orang yang menjadikan tikus sebagai binatang peliharaan. Bahkan ada masyarakat yang memakan daging tikus karena dipercaya tinggi protein, jika diternakkan dengan benar.
Sebelum menjawab apa yang terjadi jika tikus tidak ada atau punah, ada baiknya mengetahui posisi tikus dalam rantai makanan. Rantai Makanan adalah proses makan dan dimakan yang membentuk rangkaian lurus, sederhana, dan tidak bercabang.
Baca juga: Apa Jadinya Jika Sepatu Tidak Pernah Ditemukan?
Dalam sebuah ekosistem biasanya akan bergerak dari tumbuhan sebagai jenjang makanan paling bawah, kemudian diakhiri oleh hewan sebagai jenjang makanan puncak. Inilah sebabnya, rantai makanan akan bergerak dari bawah ke atas atau dari produsen atau penyedia makanan, ke konsumen yang berada di puncak rantai makanan.
Contohnya adalah tanaman padi dimakan oleh tikus, kemudian tikus dimakan oleh ular, lalu ular dimakan oleh burung elang. Hal ini dikarenakan tikus sebagai hewan pemakan tumbuhan. Di mana pada siklus di atas tikus akan memakan padi untuk kelangsungan hidupnya.
Bagaimana jika tikus tidak ada atau punah, apa yang akan terjadi?
- Baik pihak manusia dan karnivora sama-sama tidak ada yg diuntungkan. Di pihak karnivora akan dirugikan dikarenakan kekurangan makanan dialam liar, meskipun bisa berburu jenis hewan lainnya tapi tidak semelimpah tikus. Sedangkan dipihak manusia juga tidak diuntungkan dikarenakan tikus punah maka hama pesaingnya yang akan menggantikannya seperti belalang, siput dll.
- Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan suatu organisme dengan urutan tertentu. Rantai makanan yang mungkin terjadi pada soal tersebut adalah padi – tikus – ular. Jika populasi tikus punah, kemungkinan yang terjadi adalah populasi padi meningkat sedangkan populasi ular menurun.
- Dalam setiap percobaan, para ilmuwan biasanya tidak hanya membutuhkan 1–2 ekor tikus saja, melainkan puluhan hingga mungkin ratusan. Oleh karena itu para ilmuwan memerlukan hewan yang cepat berkembang biak, agar saat digunakan sebagai hewan percobaan dia tidak akan punah. Dengan punahnya tikus, akan kesulitan bagi para ilmuwan menemukan penggantinya, terlebih tikus memiliki harga yang murah dan juga melimpah. Hal ini tentunya akan membuat biaya penelitian menjadi begitu mahal.
- Sebagai rantai makanan puncak, elang memakan tikus. Itu artinya jika tikus punah, elang juga akan kelaparan dan meningkatkan kematian dan menjadi punah juga.
Please follow and like us:
Dari jaring-jaring makanan pada soal, dapat diketahui bahwa belalang adalah konsumen primer yang merupakan hewan herbivora. Hilangnya salah satu komponen pada suatu jaring-jaring makanan dapat berpengaruh pada keseimbangan ekosistem. Pada jaring-jaring makanan tersebut apabila belalang punah, diantaranya akan menyebabkan hilangnya sumber makanan bagi katak dan burung pipit. Populasi katak juga dapat terancam punah karena belalang adalah satu-satunya makanan bagi katak. Selain itu, elang juga dapat terdampak kehilangan salah satu sumber makanannya jika katak ikut punah. Punahnya belalang juga dapat berakibat pada berkurangnya hewan herbivora yang memangsa sawi. Hal ini dapat membuat ulat dan tikus semakin berkembang pesat karena salah satu kompetitornya dalam memangsa sawi telah punah.
Gilbert’s Potoroo boleh dibilang sebagai salah satu hewan marsupial yang paling langka di dunia. Mamalia mungil yang masih satu ordo dengan kanguru itu pernah dinyatakan punah ratusan tahun silam.
Akan tetapi, seperti dilansir Dailymail, Selasa (4/1) hewan yang hidup secara nokturnal tersebut rupanya kini dapat ditemukan kembali di Cagar Alam Two Poples Bay, yang letaknya kurang lebih 35 kilometer dari Albany, Australia Barat. Pakar Biologi Departemen Lingkungan dan Konservasi Australia Barat, Tony Friend bahkan mengatakan jumlahnya kini telah mencapai lebih dari 100 ekor.
Gilbert’s potoroo atau yang juga dikenal sebagai tikus kanguru itu sendiri pertama kali didokumentasikan Naturalis asal Inggris, John Gilbert saat berkunjung ke Australia pada 1838. Sayangnya, pada 1870-an keberadaannya tak lagi ditemukan dan diperkirakan telah punah karena invasi predator dan perburuan liar.
Meski begitu, sekelompok kecil hewan yang gemar memakan jamur itu rupanya kembali terdeteksi keberadaannya di Two Peoples Bay pada 1994. Pasalnya ekosistem kawasan ini dianggap ‘terjaga kemurniannya’, setidaknya selama kurang lebih 30 tahun atau lebih tepatnya sejak Adipati Edinburgh, Pangeran Philip melobi perlindungan atas kawasan tersebut pada 1962.
Sebagaimana diketahui, otoritas Australia Barat kala itu hendak membangun wilayah tersebut sebagai kawasan perumahan. Namun, Pangeran Philip mencoba memberikan intervensi agar tempat tersebut tetap lestari dan berharap dapat menyelamatkan populasi yang disebut sebagai ‘burung semak belukar yang berisik’, yang juga dinyatakan terancam beberapa waktu sebelumnya.
“Jika (pembangunan -red) itu terjadi, mungkin akan ada kucing, anjing, dan api. Dan kawasan itu tidak akan lestari,” kata Tony Friend. (M-4)