Daftar Isi
Bagi pasien yang divonis mengalami gagal ginjal, mesin cuci darah (mesin dialisis) mungkin bukan benda yang asing. Bagaimana sebenarnya cara kerja mesin ini? Apa saja manfaat yang bisa Anda dapatkan dari proses cuci darah tersebut?
Advertisement
Mesin cuci darah kerap disebut sebagai ginjal buatan yang digunakan, bagi pasien dengan ginjal yang rusak, hilang, atau tidak berfungsi lagi. Secara prinsip kerja, alat ini memang mirip dengan ginjal, yakni membantu pasien memompa darah untuk membuang air atau sisa metabolisme keluar dari tubuh.
Proses cuci darah dengan menggunakan mesin ini biasanya dilakukan di klinik atau rumah sakit, mengingat alat dialisis yang besar dan tidak portabel. Meski demikian, terdapat alat bernama dialisis peritoneal yang bisa digunakan pasien di rumah. Jadi, pasien bisa mengontrol sendiri jadwal cuci darahnya.
Bagaimana cara kerja mesin cuci darah?
Ketika Anda melakukan hemodialisis, darah yang ada di tubuh akan dialirkan melalui selang (kateter) yang terhubung dengan filter khusus pada mesin cuci darah. Selang ini telah dimasukkan ke dalam pembuluh darah melalui operasi.
Tujuannya, melebarkan pembuluh darah sehingga kateter bisa dimasukkan untuk menghubungkan pembuluh vena dengan arteri. Operasi biasanya dilakukan 4-8 minggu sebelum hemodialisis agar memberi waktu pada jaringan di sekitar pembuluh darah untuk memulihkan diri.
Setelah dokter memastikan kateter sudah siap, maka Anda akan diminta datang ke rumah sakit untuk melakukan proses cuci darah.
Prosedur cuci darah diperlukan oleh pasien gagal ginjal.
Pada proses hemodialisis, filter pada mesin cuci darah inilah yang membersihkan sisa metabolisme di dalam darah. Darah yang sudah ‘dicuci’ bersih kemudian mengalir kembali ke dalam tubuh Anda. Sehingga, kadar zat berbahaya yang dapat meracuni tubuh Anda akan berkurang.
Hemodialisis biasanya dilakukan 3-4 kali seminggu selama 3-4 jam per sesi, tergantung banyaknya darah yang harus dicuci di dalam tubuh. Jika baru pertama kali menjalani cuci darah, Anda harus melakukannya di klinik atau rumah sakit, dengan pengawasan dokter atau tenaga medis lain yang kompeten.
Jika sudah sering menjalani cuci darah, tapi tidak percaya diri untuk mengoperasikan mesin cuci darah sendiri di rumah, sebaiknya jangan melakukannya. Anda harus paham betul cara kerja mesin cuci darah sebelum mencoba melakukan proses ini sendiri di rumah.
Pantangan sebelum melakukan cuci darah
Sebelum menjalani prosedur hemodialisis dengan bantuan mesin cuci darah, Anda akan diminta untuk melakukan sejumlah pantangan. Pantangan ini bisa berbeda-beda tergantung kondisi pasien gagal ginjal.
Namun secara umum, ada beberapa pantangan yang harus dilakukan, yaitu dengan:
- Membatasi konsumsi air hanya 1.000-1.500 ml per hari
- Membatasi konsumsi makanan yang mengandung sodium (garam), kalium, dan fosfor
Meski dikatakan sebagai ginjal tiruan, mesin cuci darah tidak akan mampu menyaring racun atau sisa metabolisme yang telah 2-3 hari menumpuk di dalam darah, apalagi dalam jumlah yang sangat banyak.
Jika diet ini tidak dijalankan, cairan akan menumpuk di tubuh dan bisa mengakibatkan komplikasi serius pada jaringan darah maupun paru-paru.
Manfaat dan efek samping menggunakan mesin cuci darah
Cuci darah bisa membantu menstabilkan tekanan darah.
Penggunaan mesin cuci darah secara rutin sesuai rekomendasi dokter dapat mencegah penumpukan air, racun, dan zat berbahaya lain di dalam tubuh. Darah yang bersih juga dapat membantu:
- Menstabilkan tekanan darah
- Ginjal mengaktifkan vitamin D sehingga tubuh lebih mudah menyerap kalsium
- Meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan bagi pasien gagal ginjal
- Mengurangi risiko munculnya gejala gagal ginjal, seperti kram, sakit kepala, dan sesak napas
- Meningkatkan nafsu makan dan energi
- Memperbaiki kualitas tidur
- Membantu pasien gagal ginjal untuk lebih berkonsentrasi dalam menjalani aktivitas
Mesin cuci darah aman digunakan, apalagi bila di bawah pengawasan tenaga medis yang kompeten. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan terjadinya efek samping berupa:
- Tekanan darah rendah
- Anemia (kurangnya sel darah merah di dalam tubuh)
- Gatal-gatal
- Kram otot
- Kesulitan tidur
- Peningkatan kadar kalium di dalam darah
- Perikarditis (peradangan pada membran di sekitar jantung)
- Sepsis
- Bakteremia (infeksi pada aliran darah)
- Detak jantung tidak beraturan
- Kematian akibat serangan jantung
Untuk meminimalisir efek samping penggunaan mesin cuci darah tersebut, selalu ikuti anjuran dokter, termasuk dalam menjalani diet serta mengonsumsi obat.
Jika Anda ingin melakukan cuci darah sendiri di rumah, pastikan untuk mengikuti petunjuk dan berkonsultasi dengan tenaga medis bila memiliki kesulitan.
Pengertian Hemodialisa
Hemodialisia adalah perawatan untuk menyaring limbah dan air dari darah. Hemodialisis membantu mengontrol tekanan darah dan menyeimbangkan mineral penting, seperti kalium, natrium, dan kalsium, dalam darah. Hemodialisis dapat membantu mengembalikan kualitas hidup, tetapi terapi ini bukan obat untuk menyembuhkan gagal ginjal.
Kenapa Melakukan Hemodialisa?
Hemodialisa atau hemodialisis merupakan terapi cuci darah di luar tubuh. Terapi ini umumnya dilakukan oleh pengidap masalah ginjal yang ginjalnya sudah tak berfungsi dengan optimal.
Pada dasarnya, tubuh manusia mampu mencuci darah secara otomatis, tapi bila terjadi masalah pada ginjal, ginjal akan kehilangan fungsinya. Ginjal merupakan organ yang punya peranan vital dalam tubuh.
Organ ini bertanggung jawab untuk penyaringan darah. Selain membersihkan darah dalam tubuh, ginjal juga membentuk zat-zat yang menjaga tubuh agar tetap sehat. Namun, pada pengidap penyakit ginjal kronis atau gagal ginjal, organ ini sudah tidak bisa berfungsi dengan baik.
Kondisi tersebutlah yang membuat tubuh membutuhkan proses cuci darah menggunakan bantuan alat medis. Dengan kata lain, dalam kondisi ini, perawatan ini menggantikan peran ginjal ketika organ tersebut sudah tidak mampu bekerja secara efektif.
Kapan Harus Melakukan Hemodialisa?
National Kidney Foundation merekomendasikan untuk melakukan hemodialisis ketika fungsi ginjal turun hingga 15 persen. Atau jika seseorang memiliki gejala parah yang disebabkan oleh penyakit ginjal, seperti sesak napas, kelelahan, kram otot, mual atau muntah.
Dokter akan membantu memutuskan kapan harus memulai hemodialisis, berdasarkan hasil tes laboratorium yang mengukur berapa banyak fungsi ginjal yang tersisa dan gejala yang dialami.
Bagaimana Melakukan Hemodialisa?
Untuk melakukan perawatan ini, prosesnya akan dibantu menggunakan mesin khusus untuk menggantikan ginjal yang rusak agar tubuh bisa menyaring darah. Mesin ini berperan sebagai ginjal artifisial (ginjal buatan) yang dapat menyingkirkan zat-zat kotor, garam, serta air berlebih yang ada di dalam darah pengidap.
Dalam prosesnya, pembuluh darah pasien akan dimasukkan jarum oleh petugas medis. Tindakan ini bertujuan untuk menghubungkan aliran darah tubuh pasien ke mesin pencuci darah. Setelah itu, darah kotor akan disaring dalam mesin pencuci darah. Setelah proses penyaringan selesai, selanjutnya darah bersih akan dialirkan ke dalam tubuh pasien.
Cuci darah dengan menggunakan metode ini bisa menghabiskan waktu sekitar empat jam per sesi. Dalam seminggu, pengidap perlu menjalani setidaknya tiga sesi dan hanya bisa dilakukan di klinik cuci darah atau rumah sakit.
Apa Tandanya Hemodialisa Berlangsung Baik?
Hemodialisa bekerja dengan baik bila kamu merasakan tingkat energi membaik dan nafsu makan yang lebih baik. Hemodialisa mengurangi penumpukan garam dan cairan, sehingga kamu juga akan mengalami lebih sedikit sesak napas dan pembengkakan.
Untuk memaksimalkan perawatan hemodialisa, kamu perlu mempertahankan “berat kering” ideal. Berat kering ideal adalah berat badan ketika kamu tidak memiliki cairan ekstra dalam tubuh.
Jika kamu menjaga asupan natrium dalam pola makan, ini akan membantu hemodialisa bekerja optimal. Ketika perawatan hemodialisa bekerja dengan baik, tekanan darah akan membaik pula.
Apa Efek Samping dari Hemodialisa?
Peran hemodialisa memang amat memang sangat vital, menggantikan fungsi ginjal untuk menyaring tubuh. Namun, bukan berarti proses ini bebas efek samping. Dalam beberapa kasus, hemodialisa bisa menimbulkan efek samping, seperti kram otot atau kulit gatal.
Tak hanya itu saja, dalam beberapa kasus cuci darah juga bisa menyebabkan efek samping seperti perut terasa penuh, atau kenaikan berat badan karena cairan dialisat yang digunakan mengandung kadar gula tinggi.
Siapa yang Membutuhkan Hemodialisa?
Hemodialisa ini umumnya dilakukan oleh mereka yang mengidap penyakit jantung kronis atau gagal ginjal. Pada pengidap gagal ginjal, hemodialisa dilakukan karena ginjal sudah tak bisa berfungsi dengan baik lagi. Dengan kata lain, bila penyakit ginjal sudah sangat parah, ketika ginjal tak sanggup lagi bekerja secara optimal, maka seseorang memerlukan hemodialisa.
Seseorang bisa memulai hemodialisa ketika dirinya memiliki gejala gagal ginjal. Contohnya seperti mual, kelelahan, tingginya tekanan darah, atau hingga pembengkakan pada tungkai. Di samping itu, tes laboratorium juga bisa menentukan perlu atau tidaknya seseorang menjalani hemodialisa. Bila tes laboratorium menunjukkan tingkat limbah beracun yang tinggi dalam darah, hemodialisa perlu dilakukan.
Di mana Melakukan Hemodialisa?
Terapi hemodialisa atau cuci darah ini hanya bisa dilakukan di rumah sakit yang memiliki fasilitas hemodialisa atau klinik khusus cuci darah. Pastikan hemodialisa dilakukan oleh tenaga ahli yang bersertifikat. Informasi selengkapnya mengenai hemodialisa bisa ditanyakan langsung ke dokter lewat aplikasi Halodoc. Belum punya aplikasinya? Yuk, download Halodoc sekarang juga!
Referensi:
WebMD. Diakses pada 2022. When Do I Need Dialysis?
National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Diakses pada 2022. Hemodialysis
WebMD. Diakses pada 2022. When Do I Need Dialysis?
Diperbarui pada 03 Juni 2022
Cara kerja alat dialisator adalah .. memisahkan dan menghilangkan kotoran dalam darah dengan mengalirkan darah dengan selang pada membran semi-permeabel, sehingga kotoran akan melewati membran dan terpisah dari darah
Dialisator ini bekerja dengan menggunakan sifat zat terlarut dalam koloid, yaitu difusi.
Pembahasan:
Dialisator adalah alat yang digunakan untuk dialisis darah bagi penderita gagal ginjal. Dialisis adalah proses perpindahan molekul terlarut dari suatu campuran larutan melalui difusi pada membran semi-permeabel.
Membran ini memungkinkan partikel kecil lewat (dapat melakukan difusi), namun partikel besar tidak bisa melewatinya, sehingga dapat memisahkan zat-zat terlarut dalam koloid.
Contoh dialisis adalah proses cuci darah. Dalam proses ini, koloid berupa cairan darah akan dihilangkan dari ion sisa metabolisme agar darah bersih dan membantu menjaga kestabilan darah.
Darah kita merupakan salah satu contoh koloid cair. Dalam darah terlarut berbagai zat secara terdirpersi rata.
Karena darah adalah koloid maka darah juga dapat dipisahkan dari zat yang terdispersi di dalamnya dengan memanfaatkan perbedaan difusi, atau yang disebut dengan dialisis.
Pada proses cuci darah dokter akan membuat akses ke saluran darah dengan memotong sedikit pembuluh darah. Lalu selang akan dihubungkan dan darah dikeluarkan dari tubuh dan dialirkan menuju mesin cuci darah.
Zat berbahaya akan berdifusi melewati membran semi-permeabel dan keluar dari darah. Sehingga darah bisa dibersihkan. Zat yang dikeluarkan dari darah dengan cuci darah ini antara lain adalah garam, potasium dan sodium bikarbonat serta kelebihan air di darah.
Pelajari lebih lanjut contoh pemisahan campuran dengan cara Filtrasi, Sentrifugasi, Distilasi (Penyulingan), Kromatografi, dan Sublimasi di: brainly.co.id/tugas/126490
Pelajari lebih lanjut perbedaan pokok antara sistem koloid dan larutan sejati di: brainly.co.id/tugas/10716573
Pelajari lebih lanjut apa yang dimaksud dengan koloid di: brainly.co.id/tugas/915942
——————————————————————————
Detail Jawaban:
Kode: 7.7.5
Kelas: VII
Mata Pelajaran: Kimia
Materi: Bab 5 – Karakteristik Zat