Cara ke pulau natal

Pulau Natal/Christmas Island (sumber: abc)

Apakah Anda pernah mendengar nama Pulau Natal? Jika belum, ini adalah salah satu pulau yang masih menjadi bagian dari negara Australia. Meskipun kepunyaan Negeri Kangguru, lokasi Pulau Natal sangat dekat dengan Pulau Jawa. Apabila berminat, cara ke pulau ini cukup menumpang pesawat dari Jakarta dan membutuhkan sekitar satu jam saja perjalanan melalui udara.

Ada banyak negara yang bisa dikunjungi wisatawan Indonesia jika ingin liburan ke luar negeri, dan salah satu yang terdekat adalah Australia. Australia merupakan negara yang cukup makmur dan elok, menjanjikan tempat-tempat dan pertunjukan spektakuler untuk pelancong dari mana saja, sebut saja Gedung Opera di Sydney, Great Barrier Reef, Ayers Rock, Kakadu National Park, dan lainnya.

Selain itu, Australia juga punya sejumlah pulau dan kepulauan yang bisa menjadi alternatif menarik untuk berlibur. Apabila Anda kebetulan berdomisili di Jawa, Anda mungkin bisa mencoba berkunjung ke Pulau Natal. Pasalnya, ini adalah pulau yang masih berada di bawah kekuasaan Australia, tetapi terletak lebih dekat dengan Pulau Jawa, hanya sekitar 360 km di sisi selatan. Bandingkan jarak Pulau Natal dengan Australia yang mencapai 1.400 km arah barat laut.

Keindahan Pulau Natal

Dinamakan Pulau Natal karena pulau ini kabarnya ditemukan oleh seorang bernama William Mynors pada Christmas Day atau Hari Natal pada tahun 1643 silam.[1] Kemudian, pada tahun 1875, dilakukan eksplorasi pertama pulau. Sempat menjadi target Jepang, Pulau Natal kemudian berada di bawah yurisdiksi koloni Inggris (Singapura) selepas Perang Dunia II, dan lantas dicaplok Australia setelah melakukan transfer yurisdiksi kepada pemerintah Singapura.[2]

Berjarak sekitar 2.600 km di barat laut Perth, Pulau Natal adalah pulau kecil berbatu yang sering dijuluki Galapagos-nya Samudra Hindia. Pulau ini terkenal dengan kepiting merah, burung laut, ikan hiu paus, dan terumbu karang yang spektakuler. Pulau Natal diklaim sebagai rumah bagi paduan budaya dan keajaiban alam paling spektakuler di dunia yang akan memanjakan segenap indra wisatawan.

Dilansir dari Australia.com, atraksi utama yang ditawarkan Pulau Natal adalah migrasi kepiting merah tahunan, dengan 60 juta kepiting tanah merah bergerak dari liang mereka di hutan ke pantai untuk bertelur di awal musim hujan. Waktu migrasi biasanya pada akhir Oktober dan November, tetapi traveler dapat melihat ribuan kepiting menyelimuti lanskap ini setiap saat, terutama di hutan. Pulau ini juga merupakan rumah bagi kepiting darat terbesar di dunia, yakni ketam kenari (juga dikenal sebagai kepiting kelapa).

Untuk mereka yang doyan snorkeling dan diving, Pulau Natal adalah tempat yang pas untuk menyalurkan hobi tersebut. Dikelilingi oleh terumbu karang, pulau ini memiliki lebih dari 60 lokasi selam di beberapa perairan. Airnya hangat sepanjang tahun dan bebas dari penyengat (ubur-ubur kotak beracun). Wet’n’Dry Adventures atau ExtraDivers Christmas Island dapat membawa turis ber-snorkel di atas taman karang langsung dari pantai di Flying Fish Cove, pusat utama Christmas Island.

Suguhan lainnya adalah taman nasional, dengan luas hampir dua pertiga dari pulau, dan diselimuti hutan hujan muson yang lebat. Sejumlah jalur 4WD, jalan setapak, dan jalur kayu dapat mengantar wisatawan ke dalam hutan untuk menemui air terjun, tempat pengintaian, dan pantai yang cantik. Tempat-tempat terbaik di sini meliputi Dales, memungkinkan tamu mengikuti aliran air segar ke air terjun kecil, serta Blowholes, yakni tempat ombak menyapu melalui ratusan lubang di sepanjang garis pantai yang bertabur puncak batu hitam.

Yang unik lagi, Pulau Natal adalah tempat bagi beberapa etnis. Etnis Tionghoa Hokkien dominan di pulau ini, sehingga Buddha pun menjadi agama mayoritas di sana. Meski demikian, wisatawan masih bisa menjumpai etnis Melayu, yang sebagian besar memeluk agama Islam, kemudian bangsa Australia sendiri, bangsa Inggris, dan bangsa Irlandia. Mengutip Park Australia Gov, Pulau Natal memang menjadi tempat bagi migran untuk mencari suaka.

Cara ke Pulau Natal

Jika Anda tertarik mengeksplorasi keindahan Pulau Natal, tidak susah menuju pulau ini. Anda dapat memilih penerbangan dari Jakarta menuju Perth. Setibanya di Perth, Anda bisa menumpang maskapai Virgin Australia yang telah mengoperasikan penerbangan rutin menuju Christmas Island dari terminal internasional di Bandara Perth. Sekadar informasi, harga tiket pesawat Jakarta-Perth mulai Rp5 jutaan sekali perjalanan.

Paling baru, kabarnya maskapai Garuda Indonesia sudah membuka penerbangan charter langsung dari Jakarta menuju Pulau Natal melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Rute penerbangan tersebut hanya dibuka setiap hari Sabtu setiap minggu menggunakan pesawat CRJ-1000. Untuk bisa menggunakan layanan ini, pelancong akan dikenakan tarif sebesar Rp3,7 jutaan per seat dari Jakarta dengan durasi waktu satu jam perjalanan udara.

[1] Burhanuddin. 2015. Dinamika Negara-Negara Teritori Asing di Kawasan Pasifik Barat Daya. Kritis: Jurnal Sosial Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, Vol. 1(2): 239-260.

[2] Ibid.

Sejarah Pulau Natal – Pulau Natal adalah sebuah pulau di Asia Tenggara yang diatur pemerintahannya oleh Australia. Wilayah pulau ini terletak di dekat Pulau Jawa, tepatnya di sebelah barat daya Pulau Jawa. Iklimnya merupakan iklim tropis.

Meskipun letak geografisnya lebih dekat dengan Pulau Jawa, pulau ini berada di bawah kepemilikan Australia. Pulau ini berada di Samudra Hindia terletak 2.600 kilometer (1.600 mil) dari arah barat laut kota Perth (Australia Barat), 500 kilometer (310 mil) dari arah selatan Jakarta (Indonesia), dan 975 kilometer (606 mil) dari Keeling (Kepulauan Cocos).

Pulau ini memiliki populasi sebesar 1.402 warga yang tinggal di sejumlah “daerah permukiman” di ujung utara pulau, yaitu Flying Fish Cove (juga dikenal sebagai Kampung), Kota Perak, Poon Saan, dan Drumsite.

Pulau ini terisolasi secara geografis dan jauh dari jangkauan manusia hingga abad ke-19. Tidak mengherankan jika berbagai flora dan fauna endemik di pulau ini relatif tidak terganggu. Kondisi ini merupakan hal yang penting untuk para ilmuwan dan naturalists sebagai objek penelitian.

Sejarah Pulau Natal

Christmas Island Tourism Association dalam laman resminya, menulis artikel berjudul The History of Christmas Island. Artikelnya menjelaskan tentang sejarah munculnya Pulau Natal (Christmas Island) di Australia. Christmas Island atau Pulau Natal merupakan pulau kecil berbatu di Samudra Hindia yang berjarak 2.600 kilometer (1.616 mil) di barat laut Perth, Australia.

Adanya penemuan fosfat pada 1888 memandu nasib Pulau Natal ke abad-abad berikutnya. Namun, selain penemuan fosfat, Pulau Natal juga merupakan tempat yang cukup bersejarah. Lantas, mengapa dinamakan sebagai Pulau Natal atau secara internasional dikenal dengan nama Christmas Island?

Kisah itu dimulai saat Kapten William Mynors singgah dan menemukan sebuah pulau, kemudian menamai pulau itu dengan nama Natal. Alasannya, karena dia menemukannya pada 25 Desember 1643, tepat saat perayaan Natal. William Mynors adalah seorang kapten laut berkebangsaan Inggris. Dia merupakan master kapal milik East India Company (EIC) bernama Royal Mary. Kapal Royal Mary beroperasi untuk EIC sepanjang tahun 1626 hingga 1639.

Setelah penemuan pada perayaan Natal 1643, pulau itu dimasukkan dalam peta navigasi Inggris dan Belanda sejak awal abad ke-17, tetapi baru pada 1666 peta yang diterbitkan oleh kartografer Belanda Pieter Goos memasukkan pulau itu. Selang beberapa abad selanjutnya, pada 6 Juni 1888, Inggris Raya menganeksasi Pulau Natal atas desakan John Murray. Penyebabnya adalah kemunculan fosfat membuat Inggris tergiur akan klaim atas Pulau Natal.

Setelah didirikannya pemukiman bernama Flying Fish Cove beserta perusahaan fosfat, 200 buruh Tiongkok, delapan manajer Eropa, dan lima polisi Sikh, tiba di pulau itu untuk menjadi tenaga kerja, ditambah dengan sejumlah kecil orang Melayu.

Nahas, selama Perang Dunia I yang terjadi sepanjang tahun 1914 hingga 1918, penambangan fosfat berkurang. Namun, di sisi lain, jalur kereta api dari Settlement ke South Point, mulai dibangun. Pada perayaan Natal selanjutnya tahun 1942, Jepang menyerang kapal fosfat dari Norwegia yang bernama The Eidsvold di Flying Fish Cove. Hal tersebut membuat 50 keluarga Asia dan Australia dievakuasi ke Perth, kisah perayaan Natal yang cukup kelam.

Tak berhenti di situ, 900 tentara Jepang menyerbu dan menduduki Pulau Natal, memenjarakan orang Eropa yang tersisa dan memburu 1.000 pekerja Melayu dan Tiongkok di hutan-hutan pulau itu.

“Sabotase penduduk pulau dan kapal selam Sekutu menyebabkan penangguhan penambangan fosfat yang ada di Pulau Natal,” ungkap Christmas Island Tourism Association dalam laman resminya.

“Tanda-tanda yang bisa kita saksikan hari ini (di pulau itu) adalah sejarah Perang Dunia II, pulau itu termasuk perkomplekan senjata yang dipulihkan,” tambahnya.

“Di sana juga dapat dilihat tentang invasi dan pendudukan Jepang, ketika penduduk pulau dan kapal selam Sekutu berhasil menyabotase usaha ranjau dan ratusan penduduk pulau kemudian dikirim ke kamp tawanan perang Jepang di Indonesia,” sambungnya.

Pada 1945, hari-hari buruk di Pulau Natal berakhir. Kekalahan Jepang di Perang Dunia II memukul mundur Jepang dari sana, meninggalkan Natal yang kemudian menjadi pulau bebas. Barulah pada 1949 Australia dan Selandia Baru membeli perusahaan bernama Christmas Island Phosphate dan Pulau Natal mulai dikelola oleh Koloni Singapura.

Inggris mengambil alih pulau itu dari Jepang atas nama Ratu Victoria, tetapi pada 1946, pulau itu ditempatkan di bawah yurisdiksi Koloni Mahkota Singapura. Pada 1958, Inggris (Kerajaan Britania Raya) mengalihkan kedaulatan ke Australia, sehingga pulau itu sampai saat ini menjadi bagian dari wilayah Australia.

Fakta Unik Pulau Natal

1. Tempat Migrasi Kepiting Merah Terbesar di Dunia

Fakta unik utama dari Pulau Natal yang perlu kita ketahui, yaitu pulau ini merupakan tempat bermigrasi kepiting merah terbesar di dunia. Diperkirakan ada 4–50 juta lebih kepiting darat berwarna merah yang akan bermigrasi di pulau ini pada akhir bulan November hingga bulan Desember. Migrasi besar-besaran ini akan membuat jalanan serta berbagai wilayah di pulau ini akan dipenuhi dengan kepiting merah yang berlalu-lalang.

Sebagaimana dilansir dari laman VOA Indonesia, warga Pulau Natal (Christmas Island) di Australia mendapatkan tontontan yang memukau baru-baru ini. Mereka menyaksikan jutaan kepiting merah bermunculan dari tengah pulau itu untuk melakukan perjalanan migrasi tahunan ke lepas pantai Australia Barat.

Bagi Brendan Tiernan, manajer sumber daya alam Taman Nasional Pulau Natal, menyaksikan migrasi kepiting merah bukanlah hal baru. Namun, dia tetap sulit menutupi rasa takjubnya kepada fenomena alam ini, termasuk yang berlangsung pada awal tanggal 20-an November ini.

“Migrasi tahun ini benar-benar epik. Jalan-jalan dipenuhi kepiting merah. Ini menyebabkan kemacetan lalu lintas di pulau kecil ini dan orang-orang harus turun dari mobil mereka untuk membersihkan kepiting-kepiting agar mobil mereka bisa melintas,” jelasnya.

Tiernan mengatakan bahwa fenomena ekologi unik ini tidak terjadi di tempat lain di dunia dalam skala seperti itu. Setiap tahunnya jutaan kepiting di Pulau Natal bermigrasi ke laut untuk kawin dan bertelur.

“Kadang kami menyebut pulau ini pulau kepiting merah, masyarakat Pulau Natal menyadari pentingnya kepiting merah bagi ekosistem, bagi perekonomian, dan bagi pariwisata kita,” imbuhnya.

Setelah kawin, kepiting jantan terlebih dahulu melakukan perjalanan kembali ke darat, atau tepatnya ke kawasan pedalaman, sementara kepting betina tinggal di liang-liang di pantai selama sekitar dua pekan untuk bertelur. Setiap kepiting betina dapat menghasilkan hingga 100.000 telur, yang kemudian akan ditumpahkannya di laut.

“Reaksi warga sangat beragam. Beberapa orang ketakutan mendapati diri mereka dikelilingi oleh jutaan artropoda yang merangkak, sedangkan sejumlah lainnya berusaha berbaur dengan kepiting-kepiting itu. Mereka berbaring di tanah dan membiarkan kepiting-kepiting merah merayap di atas tubuh mereka. Ini benar-benar salah satu hal yang tidak dapat Anda lihat di tempat lain di planet ini, pada skala sebesar ini,” jelasnya.

Kepiting merah adalah hewan endemik Pulau Natal. Keberadaan mereka dilindungi oleh hukum untuk mempertahankan kelestariannya.

2. Pulau Neraka Bagi Para Imigran Gelap

Ada satu fakta unik yang bisa dikatakan merupakan fakta kelam dari Christmas Island, yakni pulau ini sering kali dianggap sebagai pulau neraka bagi para imigran gelap. Pasalnya, Pulau Natal digunakan oleh pemerintah Australia sebagai pengamanan terhadap imigran gelap yang datang melalui jalur laut. Jika petugas keamanan laut melihat ada kapal yang mencurigakan dan membawa imigran gelap, mereka akan menangkapnya dan mengintrogasinya sebelum dipulangkan lagi ke negara asalnya.

3. Pernah Menjadi Pulau yang Terisolasi

Fakta menarik lainnya dari Pulau Natal, yaitu pernah menjadi pulau yang terisolasi dari geografis dan jauh dari jangkauan manusia. Hal ini dikarenakan awalnya tidak ada yang memiliki pulau ini hingga abad ke-19, sehingga pulau ini otomatis menjadi pulau yang terisolir.

4. Bandar Udara Internasional

Bandar udara internasional yang berada di Pulau Natal, teritori Australia di Samudra Hindia adalah Bandar Udara Internasional Pulau Natal (IATA: XCH, ICAO: YPXM). Bandar udara ini terletak 2.600 kilometer (1.600 mil) dari arah barat laut kota di Perth (Australia Barat), 500 kilometer (310 mil) dari arah selatan Jakarta (Indonesia), dan 975 kilometer (606 mil) dari Keeling (Kepulauan Cocos).

Bandar udara ini berada di ketinggian 916 feet (279 meter) di atas permukaan laut. Bandar udara tersebut memiliki satu landasan pacu dengan arah 18/36 yang dilapisi aspal dengan ukuran 2.103 meter × 45 meter (6.900 feet × 148 feet).

5. Umat Islam di Pulau Natal

Pulau Natal identik dengan para pencari suaka. Pulau yang tidak memiliki penduduk asli ini sebagian besar warganya merupakan imigran yang sedang berjuang mendapatkan status kewarganegaraan dari pemerintah Australia. Nah, di antara para imigran itu terdapat kaum muslim yang membawa “hadiah” khusus berupa ajaran Islam untuk pulau di selatan Indonesia tersebut.

Berdasarkan informasi di laman Index Mundi tahun 2021, populasi muslim di pulau tersebut sebanyak 19,4% dari total penduduk 1.402 jiwa. Sebagian besar merupakan imigran beretnis Melayu. Namun, etnis tersebut bukanlah kelompok mayoritas.

Terdapat beragam etnis yang tinggal di daratan yang hanya berjarak 500 kilometer dari Jakarta tersebut, antara lain Anglo Australian, Eropa, Han (Tiongkok), dan sebagainya. Data menunjukkan jika penganut Buddha di pulau ini sebanyak 18,3%, Roman Katolik 8,8%, Protestan 6,5%, serta kepercayaan lain sebanyak 27,7%. Dengan demikian, Islam menjadi agama mayoritas kedua di pulau tersebut. Komunitas muslim lebih banyak tinggal di Flying Fish Cove atau dikenal pula dengan nama “Kampong”.

Kawasan ini di peta juga kerap disebut sebagai “Settlement”. Kawasan tersebut yang menjadi permukiman orang-orang Inggris setelah ditemukannya pulau ini. Kampong memiliki sebuah pelabuhan kecil yang menjadi tempat berlabuh kapal-kapal wisatawan. Pemandangannya sangat cantik dengan garis pantai yang elok dipandang mata.

Umat muslim hidup damai di pulau multietnis ini. Pemerintah setempat menerapkan libur untuk hari besar tiap etnis dan umat beragama. Dua hari raya, yaitu Idultitri dan Iduladha pun ditetapkan menjadi hari libur. Beragam festival budaya Islam pun diizinkan untuk digelar. Sebagaimana di Indonesia dan Malaysia, umat Islam di Pulau Natal juga menggelar perayaan Islam tradisional, yaitu peringatan hari kematian, pengajian, khitanan, syukuran, dan perayaan lain pun kerap dihelat warga muslim.

Ada juga tradisi muslim lainnya di pulau tersebut, yakni kewajiban mengenakan baju muslim atau yang menutup aurat bagi setiap pengunjung kawasan Kampong. Aturan tersebut telah membudaya dan tak ada yang merasa keberatan. Muslim setempat yang memang didominasi Melayu terbiasa mengenakan sarung, baju koko, dan peci. Beberapa di antara mereka pun mengenakan gamis yang umumnya berwarna putih. Nyaris tak ada perbedaan dengan muslim di Indonesia atau Malaysia.

6. Bebas dari COVID-19

Pada masa awal pandemi COVID-19, Pulau Natal menjadi tempat karantina bagi warga Australia. Sejak 18 Maret 2020, larangan berkunjung ke pulau ini diberlakukan, kecuali bagi warga yang tinggal di sana atau seorang pekerja yang memiliki urusan penting. Dikarenakan menerapkan protokol yang cukup ketat, hingga September 2020 belum ada satu pun kasus positif COVID-19 di sana, sehingga dianggap sebagai wilayah bebas virus Corona.

“Lokasinya terpencil dan fasilitas kesehatan yang terbatas membuat komunitas kami lebih rentan terkena virus dan beberapa orang mungkin akan dievakuasi,” kata Natasha Griggs, Administrator Wilayah Samudra Hindia Australia.

7. Surga Tersembunyi

Seperti yang sudah disinggung di bagian sebelumnya, Pulau Natal ini adalah salah satu spot rekreasi terbaik. Tidak dipungkiri kalau dilihat dari letaknya, pulau satu ini jelas menawarkan sesuatu yang luar biasa, terutama pantai-pantainya yang indah dengan pemandangan langsung ke arah Samudra Hindia. Pihak Australia sendiri memang diklaim mendapatkan banyak sekali keuntungan dari sektor wisata pulau ini.

Tidak hanya memiliki keindahan, pulau ini juga mengandung banyak kekayaan tambang. Sejak dulu, Pulau Natal dikenal sebagai penghasil fosfat yang cukup terkenal, bahkan sampai pernah didatangkan para pekerja dari Tiongkok untuk menggali bahan tambang itu. Selain itu, Pulau Natal ini juga mempunyai kekayaan kelautan yang luar biasa. Rumor mengatakan kalau tempat ini bisa menghasilkan ikan dalam jumlah yang sangat besar, termasuk potensi kepiting sebanyak 30 juta kilogram.

8. Memiliki Daya Tarik Wisata yang Menawan

Fakta menarik terakhir dari Pulau Natal adalah memiliki daya tarik wisata yang sangat besar, meskipun luas wilayahnya kecil. Selain karena adanya migrasi kepiting merah, salah satu daya tarik dari pulau tersebut adalah menjadi spot scuba diving terbaik yang ada di dunia.

Tak hanya scuba diving, ada banyak daya tarik lain yang dimiliki oleh Pulau Natal, misalkan saja pemandangan alam yang sangat indah, sehingga kita bisa berlibur sambil menikmati suasana asri. Perlu diketahui juga kalau ada Taman Nasional yang berada di Pulau Natal. Taman Nasional ini memiliki aneka spesies burung serta hewan endemik lainnya.

Objek Wisata di Pulau

Natal

Beberapa objek wisata di Pulau Natal yang dapat dikunjungi oleh para wisatawan antara lain:

  1. Christmas Island National Park.
  2. Christmas Island Visitor Centre.
  3. The Dales Hiking Trail.
  4. The Grotto.
  5. Lily Beach.
  6. Dolly Beach.
  7. Gun Emplacement.
  8. Margaret Knoll Lookout.
  9. Greta Beach.
  10. Ethel Beach.
  11. Ma Chor Nui Nui Temple.
  12. The Blowholes.
  13. Tai Jin House.
  14. Territory Day Park.
  15. National Park Bird Feeding.
  16. Golf Course Lookout.
  17. Soon Tien Kong Temple.
  18. West White Beach.
  19. SIEV-X Memorial.
  20. SIEV-221 Memorial.
  21. South Point Railway Station.
  22. Anderson Dale Walk.
  23. Christmas Island Golf Course.

Cara Menuju Pulau Natal

Untuk kalian yang tertarik berlibur ke Pulau Natal, disarankan menggunakan jalur udara alias menggunakan pesawat terbang. Ada dua cara yang bisa kalian tempuh, yaitu menaiki pesawat dari Indonesia menuju ke Perth, Australia atau bisa juga langsung terbang dari Indonesia ke Pulau Natal.

Menurut situs parksaustralia.gov.au, kalian bisa menggunakan maskapai Garuda Indonesia jika naik pesawat langsung dari Indonesia ke Pulau Natal, yang memiliki jadwal penerbangan setiap minggunya ke pulau tersebut. Penerbangan ini akan memakan waktu selama satu setengah jam saja. Sementara itu, jika terbang ke Perth, Australia terlebih dulu, akan ada kapal feri yang mengantar kalian ke pulau tersebut. Supaya perjalanan wisata kalian jadi lebih lancar, alangkah baiknya jika menghubungi laman Christmas Island Tourism Association untuk informasi yang lebih detail.

Itulah sejarah dan beberapa fakta menarik dari Pulau Natal dan cara kalian untuk sampai ke sana. Semoga informasi di atas bisa menambah pengetahuan kalian dan keluarga.

ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah.”

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *