Daftar Isi
Update Terakhir: 10 Desember 2022 oleh Abdul Jalil
Mengetahui dan mahir cara menaksir tinggi bangunan atau pohon adalah salah satu keterampilan yang dimiliki oleh anggota Pramuka. Nah, berikut rumus dan langkah – langkah menaksir tinggi menggunakan perbandingan segitiga.
Keterampilan menaksir tinggi adalah keterampilan yang harus termiliki oleh anggota Pramuka. Karena keterampilan ini menjadi salah satu poin Syarat Kecakapan Umum Pramuka Penggalang Terap. Dan keterampilan ini sangat berguna pada saat berkegiatan pada alam terbuka.
Salah satunya sebagai dasar untuk bersikap paranoia konstruktif ketika berkemah pada alam terbuka yang banyak pohon. Untuk dapat menjaga jarak aman dari pohon – pohon yang sudah tua dan rawan roboh.
Menentukan suatu harga, ukuran, dan jumlah adalah bentuk kegiatan mengira – ngira atau menaksir. Karena perkiraan ini menggunakan alat ukur seadanya dengan pendekatan perbandingan segitiga. Tetapi hasil pengukurannya bersifat dugaan atau berbeda dari yang sebenarnya.
Hasil pengukuran masih dapat kita terima karena menggunakan perhitungan matematis. Dan jauh dari sifat pseudosains.
Baca Juga:
Cara Menaksir Tinggi Pohon
Adapun langkah – langkah pengukuran untuk menaksir tinggi suatu pohon atau bangunan menggunakan perbadingan segitiga adalah sebagai berikut:
- Siapkanlah alat ukur berupa tongkat Pramuka (160 cm) sebanyak satu buah dan dua anggota
- Tentukanlah objek yang akan di taksir tingginya (pohon)
- Mintalah satu anggota Pramuka berjalan menjauhi pohon tersebut mulai dari pangkalnya sebanyak 9 tongkat sebagai titik B. Lalu satu anggota lain berjalan satu tongkat dari titik B sebagai titik A.
- Pada titik B dirikanlah tongkat dengan tegak lurus
- Bidiklah dari seberang titik “C” ke puncak pohon yang kita taksir tingginya (titik “D”) melalui ujung atas tongkat (titik “E”). Sehingga antara titik A, E, dan D dapat membentuk garis lurus
- Untuk membentuk garis lurus dan sesuaikanlah titik pengintaian (titik A) dengan cara menggeser ke kiri kanan atau maju mundur
- Jika garis lurus telah terbentuk antara titik A, E, dan D. Kemudian ukurlah jarak antara titik “B” dan “A”
Ketika pengukuran dan pengintaian telah selesai. Kemudian cara menaksir tinggi pohon selanjutnya adalah melakukan penghitungan menggunakan rumus perbandingan segitiga.
CD = BE X (AB + BC) : AB
Keterampilan Pramuka Menaksir Tinggi Pohon
Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam penaksiran tinggi agar mendapatkan hasil yang akurat. Hal ini perlu kita lakukan untuk memperkecil nilai error dalam penaksiran tinggi. Beberapa hal itu adalah sebagai berikut:
- Memposisikan mata sedekat mungkin dengan tanah saat melakukan pengintaian. Hal itu dapat kita lakukan dengan cara menyentuhkan kepala ke tanah dan pejamkanlah mata yang sebelah atas. Sehingga hasil pengintaian menggunakan satu mata yakni mata yang terdekat dengan tanah.
- Meletakkan tongkat pada posisi yang tepat (BE) saat pembidikan harus benar-benar tegak lurus dengan tanah.
Video dari kak Eliz ini merupakan materi tambahan untuk kakak-kakak agar lebih mudah memahami bagaimana cara menaksir tinggi pohon. Jangan lupa subscribe YouTube kak Eliz ya.
Menaksir Tinggi Pohon – Youtube Kak Eliz
Demikianlah cara menaksir tinggi pohon menggunakan rumus perbandingan segitiga. Untuk dapat mahir maka perlu latihan rutin agar menghasilkan bidikan yang akurat.
Baca Juga:
Bagaimana untuk mengukur tinggi pohon?
Semakin dewasa suatu pohon biasanya semakin tinggi pohon tersebut, sehingga untuk mengukur tingginya sangat sulit dilakukan pengukuran dengan cara langsung seperti menggunakan alat meteran untuk mengukur dari permukaan tanah sampai pucuk. Alternatifnya, dengan rumus Phytagoras pengukuran itu bisa dilakukan lebih mudah.
Bagaimana cara mengukur kelimpahan pohon?
Pengukuran dengan metode kuadrat adalah cara yang paling umum untuk kelimpahan diukur dari tanaman herba, cara yang paling umum untuk mengukur kelimpahan pohon adalah “diameter setinggi dada” pohon individu.
Bagaimana Anda dapat mengukur ketinggian pohon?
Rentangkan lengan Anda dan pegang pensil sehingga Anda dapat mengukur ketinggian pohon pada pensil dengan ibu jari Anda. Kemudian putar pensil di bagian bawah pohon sebanyak 90 derajat. Catat di mana jarak yang diukur dengan ibu jari mengenai bumi dan ukurlah jalan dari titik ini ke pohon.
Apakah Pengukuran diameter pohon menggunakan alat yang berbeda?
TINJAUAN PUSTAKA Pengukuran diameter pohon dengan menggunakan beberapa alat yang berbeda akan menghasilkan data yang berbeda pula. Dengan demikian, perbedaan relatif dari keakuratan data yang diperoleh diantara alat yang berbeda akan terlihat. Sehingga dapat diketahui pula kelebihan dan kelemahan suatu alat tertentu.
Siapa alat yang digunakan untuk pengukur diameter pohon?
METODELOGI PRAKTIKUM A. Alat Dan Bahan Alat alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat pengukur diameter pohon berupa pita meter, alat tulis, tally sheet, kalkulator, dan kamera. B. Cara Kerja Adapun cara kerja yang dilakukan dalam pengukuran diameter pohon ini adalah sebagai berikut : 1.
Cara paling akurat untuk mengukur tinggi pohon tentu saja dengan mengukurnya langsung dengan pita meter atau dengan penggaris. Jika pohon itu masih muda dan hanya memiliki tinggi setinggi orang dewasa, maka tidak jadi masalah. Namun pohon bisa tumbuh berpuluh-puluh kali lipat dari tinggi tubuh orang dewasa.
Bagaimana cara menaksir tinggi pohon?
Tinggi pohon: angka persen tinggi pohon/100 × jarak dengan pohon + ketinggian klinometer dari tana. Itulah beberapa cara yang bisa digunakan untuk menaksir tinggi pohon. Meskipun tidak seakurat pengukuran langsung, hasil yang didapatkan cukup mendekati angka tinggi pohon yang sebenarnya.
Apakah tinggi pohon digunakan dalam pengukuran kayu?
Tinggi pohon merupakan salah satu dimensi yang digunakan dalam pengukuran kayu. Tinggi pohon didefinisikan sebagai jarak atau panjang garis terpendek antara suatu titik pada pohon dengan proyeksinya pada bidang datar (lebih jelasnya dapat dilihat dalam Gambar 24). Gambar 24.
Bagaimana cara menghitung jarak tanam?
Cara menghitung jarak tanam pada dasarnya menggunakan rumus di bawah ini: “luas lahan 1 ha” dibagi “jarak tanam 3×3 (9)” = “jumlah tanaman adalah 1.111” Untuk mempermudah kami sudah buatkan file excel, anda tinggal memakainya saja, silakan download filenya di sini rumus-menghitung-jarak-tanam.xlsx
Bagaimana cara menghitung lingkaran pohon?
Hitung Jumlah Lingkaran. Cara paling mudah untuk menentukan usia pohon adalah menghitung lingkaran yang ada di batang pohon. Semakin banyak jumlah cincinnya, maka semakin tua usia si pohon. Namun, untuk menghitung lingkaran itu, kita harus menebang pohonnya terlebih dahulu. Lingkaran yang ada di dalam pohon juga bisa dihitung dengan cara dibor.
Bagaimana cara menghitung garis yang ada di dalam pohon?
Lingkaran yang ada di dalam pohon juga bisa dihitung dengan cara dibor. Yap, kita hanya perlu mengambil bagian tengah batang pohon dengan bor. Setelah didapatkan, kita bisa menghitung jumlah garis yang ada dan membaginya menjadi dua.
Tahukah kamu, Quipperian, trigonometri adalah salah satu topik dalam matematika yang membahas mengenai hubungan antara sisi dan sudut pada segitiga? Trigonometri digunakan di seluruh konsep geometri (gambar, ukuran, dan bentuk bangun bidang maupun ruang) karena setiap bentuk geometri yang seluruh sisinya lurus selalu dapat dipecah menjadi kumpulan segitiga. Selain itu, bisa dibilang bahwa trigonometri juga menjadi dasar bagi topik matematika lainnya seperti bilangan kompleks, deret tak terbatas, logaritma, dan kalkulus, lho. Keren, ya!
Kata trigonometri itu sendiri merupakan turunan dari Bahasa Latin pada abad ke enam belas dari Bangsa Yunani, yaitu trigonnon yang berarti segitiga dan metron yang berarti ukuran. Meskipun teori mengenai trigonometri telah muncul di Yunani sejak abad ke-tiga sebelum masehi, beberapa kontribusi yang paling penting (seperti fungsi sinus) justru datang dari India pada abad ke-lima masehi.
Karena jejak ilmu pengetahuan Bangsa Yunani kuno mengenai trigonometri telah hilang, tidak diketahui secara pasti apakah para cendekiawan Bangsa India mengembangkan ilmu tersebut secara mandiri atau mengikuti pengaruh Bangsa Yunani. Menurut Victor Katz, seorang ahli matematika asal Philadelphia, dalam bukunya yang berjudul “A History of Mathematics”, trigonometri dikembangkan terutama karena kebutuhan para astronom Yunani dan India.
1. Sinus, Kosinus, dan Tangen
Segitiga yang digunakan pada konsep trigonometri adalah segitiga siku-siku. Dalam menyelesaikan soal trigonometri, rumus apa yang perlu digunakan sangat bergantung pada kombinasi sisi dan sudut yang diketahui.
Juga terdapat dua fungsi trigonometri dasar yang sangat fundamental, yaitu fungsi sinus (ditulis sebagai sin(α)), fungsi kosinus (ditulis sebagai cos(α)), dan juga fungsi tangen (ditulis sebagai tan(α)), dengan α merupakan salah satu sudut segitiga siku-siku.
Sebelum berlanjut ke identitas trigonometri lebih jauh, ada beberapa definisi yang Quipperian perlu ketahui, nih! Jika kita memiliki suatu segitiga siku-siku ABC dengan salah satu sudut sebesar α seperti pada gambar di atas maka sisi yang berada di seberang sudut α disebut juga sebagai sisi depan, sisi tegak yang berada di dekat sudut α sebagai sisi samping, dan sisanya menjadi sisi miring.
Nah selanjutnya, fungsi dasar dalam trigonometri didefinisikan sebagai berikut:
-
Sin(α) merupakan panjang sisi depan dibagi sisi miring atau biasa disingkat menjadi “Demi” (depan per miring).
-
Cos(α) merupakan panjang sisi samping dibagi sisi miring atau biasa disingkat menjadi “Sami” (samping per miring).
-
Tan(α) merupakan panjang sisi depan dibagi sisi samping atau biasa disingkat menjadi “Desa” (depan per samping).
Dengan demikian, untuk mengingat tiga rumus dasar trigonometri di atas, Quipperian cukup menghafalkan Demi Sami Desa saja. Mudah, kan?
2. Identitas Trigonometri Lainnya
Tiga rumus dasar trigonometri yang telah kita bahas di atas dapat dikembangkan menjadi rumus identitas trigonometri lainnya, Quipperian! Berikut pembahasannya:
a. Identitas Kebalikan
Fungsi sinus, kosinus, dan tangen memiliki fungsi kebalikan terhadap perkalian, yaitu sebagai berikut:
1) Fungsi sinus berkebalikan dengan fungsi kosekan (coses(α))
2) Fungsi kosinus berkebalikan dengan fungsi sekan (sec(α))
3) Fungsi tangen berkebalikan dengan fungsi kotangen (cot(α))
b. Identitas Phytagoras
Berdasarkan rumus phytagoras, akan diperoleh rumus identitas lainnya dari fungsi-fungsi trigonometri seperti pada penjelasan berikut:
1) Menggunakan segitiga pada poin 1 dan rumus phytagoras, diperoleh:
BC2 + AC2 = AB2
2) Dari rumus sinus dan kosinus pada poin 1, diperoleh:
3) Substitusikan dua persamaan pada poin 2) ke dalam persamaan pada poin 1), diperoleh:
Contoh Soal:
Dengan menggunakan rumus identitas kebalikan dan phytagoras, buktikan bahwa
Jawab:
3. Aplikasi Trigonometri dalam Kehidupan Sehari-Hari
Jika suatu hari Quipperian sedang berdiri di hadapan sebuah pohon, kamu bisa mengukur tinggi pohon tersebut tanpa menggunakan meteran, lho! Yang perlu kamu ketahui cukup tinggi badan kamu, jarak antara kamu dan pohon, serta sudut elevasi antara mata kamu dengan puncak pohon. Sudut elevasi adalah sudut yang terbentuk antara garis lurus mendatar dengan garis Quipperian ke atas.
Contoh Soal:
Jawab:
Berdasarkan rumus tangen:
Diperoleh tinggi pohon = tinggi pohon dari pucuk hingga setara mata siswa + tinggi siswa
= 4 + 1,6 = 5,6 m
Nah, jika Quipperian ingin mengetahui lebih dalam tentang rumus identitas trigonometri atau rumus lain beserta aplikasinya, kamu bisa mempelajarinya pada bidang Matematika melalui Quipper Video! Yuk, berlangganan dengan klik link di bawah ini! Selamat memahami konsep matematika di sekitar kita, Quipperian!
Link cara daftar: bit.ly/caradaftarquipper
Link registrasi: https://learn.quipper.com/signup/video/ID
Penulis: Laili Miftahur Rizqi