Mungkin pernah mendengar ungkapan ‘witing tresno jalaran soko kulino’. Entah itu di TV, YouTube atau mungkin diucapkan teman.
Sedangkan bagi yang berasal dari luar pulau Jawa, atau bukan orang Jawa, pasti awalnya dibuat bingung apa maksud dari ungkapan tersebut.
Lalu, apakah arti dari ungkapan tersebut?
“Witing Tresno Jalaran Soko Kulino” merupakan sebuah ungkapan dalam bahasa Jawa, yang kalau diartikan dalam Bahasa Indonesia artinya “Cinta tumbuh karena terbiasa”.
Memang kalau dipahami maksudnya, akan bisa dimengerti bahwa cinta itu akan bisa tumbuh karena terbiasa.
Baca juga : Raja dan Tipuan Cinta Sang Ratu
Terbiasa bertemu, terbiasa berinteraksi, terbiasa bersama-sama. Kalaupun mungkin semulanya cinta itu belum tumbuh, tetapi karena sering bertemu dan sering bersama-sama akhirnya cinta itu mulai tumbuh karena kebiasaan tersebut
witing artinya = awalnya, permulaan
tresno artinya = sayang, cinta
jalaran artinya = karena, sebab
soko artinya = dari, sejak
Video Pilihan
“Witing Tresno Jalaran Soko Kulino” adalah sebuah ungkapan dalam bahasa Jawa, yang kalau diartikan dalam Bahasa Indonesia artinya menjadi “Cinta tumbuh karena terbiasa”. Memang kalau dipahami maksudnya, akan bisa dimengerti bahwa cinta itu akan bisa tumbuh karena terbiasa. Terbiasa bertemu, terbiasa bersama-sama. Kalaupun mungkin pada awalnya cinta itu belum tumbuh, tetapi karena sering bertemu dan sering bersama-sama akhirnya cinta itupun mulai tumbuh.
Advertisement
Rupanya ungkapan ini tidak melulu didominasi urusan cinta. Ungkapan ini bisa juga pas untuk hal-hal yang lain.
Hidup adalah masalah memilih. Setiap hari kita diperhadapkan pada banyak sekali pilihan. Dan pilihan yang kita buat kemudian akan menentukan apa yang akan kita dapatkan kemudian. Salah satu pilihan yang harus dibuat adalah manakala kita sudah berhasil lulus dari SMU. Akan kemanakah kita selanjutnya? Kuliahkah? atau bekerja?? atau bahkan menikah??
Pada waktu saya menyelesaikan studi di tingkat SMU, kemudian saya dihadapkan pada masalah memilih jurusan dan universitas mana yang akan saya masuki.
Advertisement
Memilih Ilmu Komputer sebagai bidang yang akan saya jalani adalah sebuah langkah yang menurut saya nekat. Tetapi itulah yang terjadi. Kalau biasanya orang memilih bidang ilmu yang akan ditekuni dengan pertimbangan minat dan mungkin sudah mempunyai dasar yang bagus untuk bidang ilmu tersebut, maka saya sama sekali tidak mempertimbangkan hal ini. Yang saya pikirkan saat itu adalah saya ingin sekali berkuliah di Yogyakarta dengan cara yang mudah dan nggak repot, maka sayapun diterima di salah satu Universitas
Tahun pertama saya kuliah, saya merasa tersesat dan merasa bahwa pilihan yang sudah saya ambil adalah pilihan yang kurang tepat. Saya masih ingat pada waktu saya praktikum Pengantar Ilmu Komputer pertama kali. PAda waktu itu kami diajarkan DOS, dan Sistem Operasi yang digunakanpun masih menggunakan Windows 3.1.1. Duduk di belakang meja komputer, saya serasa menghadapi benda asing. Dan bahkan saya memegang Mouse serasa memegang tikus betulan. Mengetikpun masih menggunakan jurus 11 jari, alias menggunakan 2 jari telunjuk saya.
Advertisement
Menginjak tahun kedua, mulailah saya merasakan bahwa saya benar-benar jatuh cinta dengan bidang ini. Maka hari-hari kencan saya dengan komputer yang baru saya belipun dimulai. Dan sampai saat ini, cinta saya masih tertaut pada bidang ini, dan belum ada minat dan niatan untuk pindah ke lain hati. Dan rasanya memang tak bisa pindah ke lain hati.
Dari pengalaman ini saya benar-benar paham arti dari ungkapan Witing Tresno Jalaran Soko Kulino.
Bola.com, Jakarta – Bahasa Jawa merupakan bahasa tradisional yang banyak dituturkan di Indonesia. Bahasa Jawa banyak digunakan di bagian tengah dan timur Pulau Jawa oleh penduduk bersuku Jawa.
Bahasa Jawa juga digunakan oleh diaspora Jawa di wilayah lain di Indonesia, seperti di Kalimantan, Sumatra, dan daerah lain, serta di luar Indonesia, termasuk di Malaysia, Belanda, dan Suriname.
Khususnya oleh suku Jawa, bahasa Jawa digunakan untuk berinteraksi sehari-hari. Namun, bahasa Jawa belakangan tak hanya dimengerti oleh penduduk bersuku Jawa. Banyak penduduk suku lain di Indonesia sudah tak asing dan memahami bahasa Jawa.
Sebagai bahasa untuk interaksi sehari-hari, bahasa Jawa juga dapat dijadikan hiburan, khususnya dalam hubungan percintaan.
Dengan mengucap kata-kata cinta bahasa Jawa, kamu bisa mengesankan pasanganmu dengan penuh romantisme.
Ada banyak kata-kata cinta dalam bahasa Jawa yang memiliki arti mendalam dan pas untuk disampaikan kepada pasangan. Si dia bakal berbunga-bunga saat membaca atau mendengarnya.
Seperti satu di antara kata bahasa Jawa tentang cinta yang sangat terkenal, yaitu ‘witing tresno jalaran soko kulino’ yang berarti cinta tumbuh karena terbiasa.
Jika kamu sedang mencari referensi kata-kata cinta bahasa Jawa, bisa dilihat beberapa contohnya dalam artikel ini.
Berikut kumpulan kata-kata cinta dalam bahasa Jawa yang bisa kamu jadikan referensi untuk diutarakan ke pasanganmu, dikutip dari laman Eko Trimulyono, Jalantikus, dan Karya Pemuda, Kamis (25/6/2020).
ilustrasi pasangan cinta/copyright by TZIDO SUN (Shutterstock)
1. “Jarene wes ikhlas de’e karo sing liyo, kok iseh ngomong ‘Nek Tuhan ra bakal mbales, karma sing mbales’. Mbok wes meneng wae luwih apik”.
(Katanya sudah ikhlas dia dengan yang lain, kok masih bilang ‘Kalau Tuhan nggak anak membalas, karma yang balas.’ Udah diam aja lebih baik.)
2. “Ben akhire ora kecewa, dewe kudu ngerti kapan wektune berharap lan kapan wektune kudu mandeg”.
(Agar akhirnya tidak kecewa, kita harus mengerti kapan waktunya berharap dan kapan waktunya harus berhenti)
3. “Uwong duwe pacar iku kudu sabar ambek pasangane. Opo maneh seng gak duwe”.
(Orang yang punya pacar itu haruslah sabar dengan pasangan yang dimiikinya. Apa lagi yang nggak punya)
4. “Tresno iku kadang koyo criping telo. Iso ajur nek ora ngati-ati le nggowo”.
(Cinta terkadang seperti keripik singkong, bisa hancur jika tidak hati-hati dibawa)
5. “Wes kadung ngomong sayang jebule wes nduwe gandengan, wes kadung tak sawang malah ninggal kenangan”.
(Sudah terlanjur menyatakan sayang, ternyata sudah punya gandengan, sudah terlanjur dipandang malah meninnggalkan kenangan.)
Ilustrasi pasangan. (pixabay.com)
6. “Cintaku nang awakmu iku koyok kamera, fokus nang awakmu tok liyane ngeblur”.
(Cintaku padamu seperti kamera, fokus di kamu saja, yang lain blur)”
7. “Tresno iku kadang koyo kopi ijo, legi ning yo enek pait-paite”.
(Cinta itu terkadang seperti kopi hijau, manis tapi ada pahit-pahitnya)
8. “Aku tanpamu bagaikan es dawet ra diwei gulo”.
(Aku tanpamu bagaikan es dawet tidak diberi gula)
9. “Tresno kui kadang koyo wifi selama koe ora ngumbar sandi penghunine yo mung siji”.
(Cinta itu terkadang seperti wifi selama kamu tidak mengumbar sandi penghuninya ya hanya satu)
10. “Aku tanpamu bagaikan sego kucing ilang karete. Ambyar”.
(Aku tanpamu bagai nasi kucing yang karetnya hilang, hancur)
Ilustrasi pasangan romantis. Sumber foto: unsplash.com/Huy Phan.
11. “Angger aku nyawang sliramu, rasane kabeh macem roso bungah ning alam dunyo mandeg ono ing ngarep netraku”.
(Ketika aku melihatmu, aku melihat semuanya ujung kebahagiaan dunia ini telah berhenti sekejap di mataku)
12. “Sepatu iso nganteni sendal, bambu iso ganteni kayu, tapi ilingo siji ae ora enek sing iso ganteni koe neng atiku”.
(Sepatu bisa mengantikan sandal, bambu bisa menggantikan kayu, tapi ingat satu aja tidak ada yang bisa mengantikan kamu di hatiku.)
13. “Aku ora pernah ngerti opo kui tresno, kajaba sak bare ketemu karo sliramu”.
(Aku tidak pernah mengetahui apa itu cinta, sampai akhirnya bertemu denganmu)
14. “Amet nek aku cemburu, aku gor wedi kelangan wong seng tak tresnani”.
(Maaf jika aku terllau cemburu, aku hanya takut kehilangan orang yang aku cintai)
15. “Nek ditakoni “Ngopo tresno awakku?” mek tak jawab “Kui alesan ku mobat mabet ngalor ngidul gole receh ge moro neng wong tuomu”.
(Jika ditanya “Mengapa cinta aku?” cuma tak jawab “Itulah alasan ku terombang-ambing mencari receh untuk menemui orang tuamu)
Ilustrasi relationship, pasangan romantis. (dok.pexels.com/Ibrahim Asad)
16. “Uduk bondo, uduk rupo. Tapi, ati iki wes kebacut treno karo sliramu. Ora mandang sopo bapakmu, ora mandang piro duitmu, penting aku sayang”.
(Bukan harta, buka rupa. Tapi hati ini terlanjur cinta kepadamu. Tidak peduli siapa bapakmu, tidak peduli berapa uangmu, yang penting aku sayang.)”
17. “Aku duduk cah romantis sing iso berkata kata manis, nanging aku mung bocah humoris sing iso berkata manis”.
(Aku bukan orang romantis yang bisa berkata kata manis, tetapi aku hanya orang humoris yang bisa berkata manis)
18. “Ora perlu janji sehidup semati, sing penting iso bertahan sampek mati”.
(Tidak perlu janji sehidup semati, yang penting bisa bertahan sampai mati)
19. “Tresno kui ora mandang aku sopo kowe sopo, nyatane kowe mantanku aku ijek tresno”.
(Cinta itu tidak memandang aku siapa, kamu siapa, nyatanya kamu itu mantanku tapi aku masih cinta)
20. “Nek kowe dikon milih de’e utowo aku, miliho de’e wae. Aku dudu pilihan. Mergo nek sing tenanan cinta kuwi ra bakal ninggal.”
(Kalau kamu disuruh pilih kamu atau aku, pilih saja dia. Aku bukan pilihan. Karena yang serius cinta itu nggak akan meninggalkan.)
Sumber: Eko Trimulyono Jalantikus, Karya Pemuda
Liputan6.com, Jakarta Kata mutiara bahasa Jawa lucu dapat dijadikan hiburan dan referensi yang bagus dalam menjalani kehidupan. Berbagai pengalaman tentunya bisa menjadi pelajaran bagi semua orang. Walaupun menggunakan Bahasa Jawa sekalipun, kamu bisa mengerti dengan memaknai artinya.
Seperti salah satu kata Bahasa Jawa tentang cinta yang sangat terkenal yaitu “witing tresno jalaran soko kulino” yang berarti cinta tumbuh karena terbiasa. Kata cinta satu ini sudah banyak dimengerti bahkan oleh orang yang tidak mengerti Bahasa Jawa.
Kata mutiara bahasa Jawa lucu tentunya dapat dimaknai secara mendalam oleh setiap orang. Apalagi memang makna dalam kata-kata tersebut berbeda beda, ada yang lucu, romantis, memperlihatkan kegalauan, hingga kata-kata yang bijak.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (18/6/2021) tentang kata mutiara bahasa Jawa lucu.