1 liter bensin berapa km motor

Jakarta

Motor matic dulu sering disebut memiliki konsumsi BBM yang boros kalau membandingkannya dengan motor bebek. Namun nyatanya, seiring dengan perkembangan teknologi ada belakangan motor matic juga punya konsumsi BBM yang cukup baik.

Contohnya deretan motor matic Honda yang punya konsumsi BBM menyaingi motor bebek. Mengutip laman Astra Honda Motor, motor bebek model Revo-X ataupun Supra X punya konsumsi BBM masing-masing 59,8 km/liter dan 57,2 km/liter.

Sebagai pembanding, motor matic beAT series punya konsumsi BBM 60,6 km/liter. Honda beAT bukan satu-satunya motor matic Honda yang punya konsumsi BBM di atas 50 km/liter. Ada juga Genio, Scoopy, dan Vario 125.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Konsumsi BBM itu didapat dari pengujian internal yang dilakukan oleh Honda. Berikut daftar konsumsi BBM motor matic Honda sebagaimana tercantum dalam brosur.

1. Honda beAT Series: 60,6 km/liter
2. Honda Genio: 59,1 km/liter
3. Honda Scoopy: 59 km/liter
4. Honda Vario 125: 51,7 km/liter
5. Honda PCX: 45 km/liter
6. Honda ADV 150: 46,6 km/liter
7. Honda Vario 160: 46,9 km/liter
8. Honda Forza: 33 km/liter.

Bila diperhatikan dari seluruh model motor matic Honda, maka beAT lah yang paling irit. Iritnya konsumsi BBM pada Honda beAT disokong oleh mesin eSP 110 cc dengan sistem PGM-FI. Honda juga menyematkan fitur Idling Stop System dan ACG starter guna membuatnya makin irit namun tetap bertenaga.

Mesin itu sanggup membuat Honda beAT mampu menyemburkan tenaga 9 PS pada 7.500 rpm dan torsi maksimum 9,3 Nm pada 5.500 rpm. Adapun untuk rasio kompresi mesin yakni 10:1.

Kapasitas tangki bahan bakar beAT adalah 4,2 liter. Secara hitungan kasar, bila tangki terisi penuh maka motor bisa melaju sejauh 254,52 km/liter. Honda beAT memiliki dimensi 1.877 x 669 x 1.074 mm. Tinggi tempat duduknya 740 mm dan jarak sumbu roda 1.256 mm. Salah satu motor matic terlaris ini punya bobot 89 kg (tipe CBS) dan 90 kg (tipe CBS-ISS).

Simak Video “

Biar Awet! Ini Cara Merawat Motor Matik di Rumah


[Gambas:Video 20detik]
(dry/din)

JAKARTA, AYOSEMARANG.COM – Berikut daftar 6 motor yang diklaim paling irit di Indonesia. Saking iritnya bikin orang geleng-geleng kepala. Asupan bensin 1 liter bisa menjangkau 60 kilometer.

Motor menjadi pilihan warga Indonesia untuk beraktivitas sehari-hari. Selain irit dibandingkan mobil, dengan mengendarai motor bisa leluasa beraktivitas menerobos kemacetan.

Daftar 6 motor di bawah ini bisa membuat kantong Anda tidak mudah kempes, lantaran iritnya bahan bakar saat dikendarai.

Deretan motor mana menurut Anda paling irit atau hemat bahan bakar?

Jika Anda butuh kendaraan untuk perjalanan jarak jauh yang irit bahan bakar, maka pilihan tepat jika menggunakan sepeda motor.

Baca Juga: HASIL LIGA INGGRIS: Gol Rodri Bawa Kemenangan Krusial Manchester City saat Kalahkan Arsenal

Untuk lebih jelasnya, berikut ini daftar sepeda motor paling irit yang dilansir dari Suara.com.

  1. Honda BeAT

Salah satu motor yang dianggap paling irit yaitu Honda BeAT. Dibekali mesin berteknologi eSP dan kapasitas 110cc diklaim mampu hemat bahan bakar hingga 60,6 km/liter. Selain itu, adanya fitur idling stop system juga membantu motor ini irit bahan bakar.

  1. Yamaha Vega Force

Yamaha Vega Force juga dianggap sebagai  Motor irit bahan bakar. Motor bebek ini dibekali kapasitas mesin 114cc dan nyaman untuk berkendara. Meskipun bukan jenis metik, namun desain motor ini juga menarik. Motor ini mengonsumsi bensin sekitar 55 km/liter.

Cara menghitung konsumsi BBM mobil dan motor sebenarnya sangat mudah. Hal tersebut bisa dilakukan dengan mengetahui sejumlah variabel dan rumus sederhana.

Dari hasilnya akan terlihat seberapa irit kendaraan yang Anda dimiliki.

Siapa tak mau punya kendaraan yang irit bahan bakar? Kecuali mereka yang mengaku “sultan”, faktor efisiensi kerap menjadi bahan pertimbangan saat hendak membeli mobil atau motor.

Bahkan ketika sudah memilikinya, masih banyak orang yang ingin membuatnya lebih irit lagi. Misalnya dengan menggunakan produk aditif tertentu yang dicampur ke dalam bahan bakar.

Sejujurnya, penulis secara pribadi belum pernah mencoba cara tersebut. Tapi pemilik kendaraan yang cerdas pastinya akan berhati-hati pada apa yang masuk ke dalam tangki bensinnya.

Di sisi lain, keinginan seseorang untuk memiliki kendaraan yang irit bahan bakar bisa dibilang adalah naluri alami karena berhubungan langsung dengan kondisi kantong. 

Semakin irit sebuah kendaraan maka akan semakin kecil pengeluaran.

Terlebih lagi harga bahan bakar selalu mengalami kenaikan. Bukan hanya karena mesti mengikuti harga minyak dunia, tapi juga ada faktor-faktor lain. Contohnya seperti apa yang terjadi di Sumatera Utara pada awal April 2021.

Muncul Peraturan Gubernur (Pergub) No. 1 Tahun 2021 yang menetapkan tarif baru Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB). Dari yang semula 5% menjadi 7,5%. Tarif ini memang salah satu pajak yang menjadi kewenangan pemerintah daerah.

Buntutnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi Pertamina di provinsi tersebut mengalami kenaikan. Selisihnya menjadi Rp200 lebih mahal.

Itu berarti untuk mengisi penuh tangki motor Yamaha NMax yang punya kapasitas 7,1 liter dari kondisi kosong maka akan lebih mahal Rp1.420. Sedangkan untuk tangki Toyota Avanza dengan kapasitas 45 liter jadi lebih mahal Rp9.000.

Cara Menghitung Konsumsi BBM Mobil dan Motor

Setidaknya ada dua cara yang bisa dilakukan untuk menghitung konsumsi BBM mobil ataupun motor. Pertama adalah dengan menggunakan Multi Information Display (MID), kedua menggunakan metode full to full.

Masing-masing cara punya kelebihan dan kekurangannya. Penggunaan MID jelas lebih praktis, namun banyak orang yang skeptis pada hasil perhitungannya. Sementara itu, metode full to full dinilai lebih akurat, namun prosesnya cukup merepotkan.

Di Indonesia sendiri tingkat konsumsi sebuah kendaraan biasanya ditulis dalam bentuk perbandingan jarak tempuh per satu liter, contohnya 10 Km/liter. Itu artinya satu liter bensin atau solar bisa digunakan untuk menempuh jarak 10 Km.

Untuk lebih lengkap mengenai cara menghitung konsumsi BBM mobil dan motor menggunakan kedua alternatif tersebut, mari kita bahas satu per satu.

Menghitung Konsumsi BBM Pakai MID

Pertama-tama kita lihat dulu cara menggunakan fitur MID. Pada umumnya fitur ini berbentuk layar yang terintegrasi di dalam instrument panel. Layar tersebut bisa menampilkan sejumlah informasi mengenai kendaraan.

Salah satunya adalah tingkat konsumsi bahan bakar rata-rata bahkan real time atau aktual. Informasi yang ditampilkan berasal dari jumlah bensin yang disuplai oleh injektor kemudian dihitung oleh Electronic Control Unit (ECU).

Data konsumsi bahan bakar real time atau aktual akan selalu diperbarui setidaknya setiap 2 detik. Maka itu kalau diperhatikan angkanya akan selalu berubah-ubah sesuai dengan kecepatan kendaraan.

Biasanya semakin kencang kendaraan melaju angkanya akan semakin baik. Pun begitu sebaliknya. Ketika mesin dalam kondisi stasioner, misalnya terjebak kemacetan, angka yang ditampilkan akan semakin rendah.

Sementara itu, untuk menghitung konsumsi bahan bakar rata-rata, komputer pada kendaraan juga melibatkan variabel jarak tempuh. Kemudian komputer juga akan melakukan pembaruan data dengan interval yang lebih lama, biasanya sekitar 10 detik.

Sebagai masukan, jika Carmudian ingin melakukan perhitungan konsumsi bahan bakar rata-rata disarankan untuk mengambil jarak tempuh yang agak jauh, misalnya 90 km atau 100 km. 

Hal ini bertujuan agar perhitungannya lebih matang.

Seperti diketahui, pemilik kendaraan bisa mereset angka konsumsi bahan bakar rata-rata di MID. Ketika angkanya menjadi nol kemudian kendaraan digunakan sesaat di jalanan yang lengang maka angkanya akan sangat bagus. Misalnya sampai menyentuh 25 Km/liter.

Tapi jangan puas dulu. Karena jika baru digunakan sejauh 10 Km sampai 15 Km itu berarti belum bisa mewakili kondisi penggunaan ideal. Semakin jauh jarak tempuh maka akan semakin akurat untuk perhitungan konsumsi bahan bakar rata-rata.

Menggunakan Metode Full to Full

Selanjutnya adalah cara menghitung konsumsi BBM dengan metode full to full. Pada dasarnya lewat cara ini kita akan mencari total jarak tempuh kemudian membaginya dengan jumlah bahan bakar yang terpakai.

Rumus metode full to full:

(Odometer Finish – Odometer Start) / Jarak Tempuh

Contoh kasus:

Budi akan melakukan tes konsumsi bahan bakar motornya. Sebelum berangkat, angka odometernya adalah 20.000 Km. Pada titik ini Budi mengisi bensin sampai full tank. 

Sesampainya di tujuan, angka di odometer menunjukkan 20.100 Km. Budi pun kembali mengisi bensin sampai full tank. Pada struk pengisian tercatat Budi mengisi bensin sebanyak 7 liter.

Menggunakan rumus di atas berarti perhitungannya adalah sebagai berikut:

(20.100 – 20.000) / 7 = 14,3 Km/liter

Mudah bukan? Tapi perlu diingat metode full to full butuh kesabaran dalam melakukannya. Terutama ketika diterapkan untuk menghitung konsumsi BBM mobil.

Alasannya butuh waktu cukup lama untuk benar-benar mengisi tangki bahan bakar mobil sampai penuh. Karena di dalam tangkinya terdapat rongga-rongga yang sebenarnya berguna menjaga agar bensin tidak mengalami guncangan berlebih.

Sialnya, hal ini juga memperlambat bensin masuk ke dalam tangki.

Misalnya, pada percobaan pengisian pertama terlihat bensin sudah menyentuh batas maksimal. Tapi kalau ditunggu beberapa saat maka bensin akan turun. Dengan begitu pengisian harus dilakukan kembali. 

Begitu seterusnya sampai bensin diam di batas maksimalnya. Itu berarti tangki sudah benar-benar penuh dan baru boleh mulai berkendara.

Proses ini bisa memakan waktu sampai 20 menit lebih. Jadi pastikan memilih pom bensin yang sepi jika ingin mencobanya.

Cara Bikin Mobil atau Motor Hemat Bensin

Penting untuk kembali diingat bahwa tingkat konsumsi bahan bakar sebuah kendaraan tergantung dari banyak faktor. Paling penting adalah cara berkendara yang diterapkan.

Setelah melakukan pengujian mungkin saja Anda masih belum puas akan hasilnya. Untuk itu ada beberapa tips yang bisa dicoba, meliputi:

  • Melakukan akselerasi secara bertahap

  • Berkendara dengan kecepatan yang stabil

  • Menghindari kemacetan

  • Berkendara dengan putaran mesin yang rendah

  • Melakukan perpindahan gigi pada putaran mesin yang tepat

  • Melakukan

    coasting

    sebelum berhenti 

  • Memastikan tekanan ban dalam kondisi ideal

  • Tidak membawa beban berlebih di kendaraan

  • Menggunakan Air Conditioner (AC) seperlunya

  • Tidak membiarkan mesin stasioner dalam waktu lama

  • Memanfaatkan fitur

    eco indicator

    atau

    eco mode

  • Menggunakan bahan bakar dengan oktan yang tepat

  • Rutin melakukan perawatan mesin kendaraan

Selamat mencoba!

Baca Juga:

Penulis: Mada Prastya

Editor: Dimas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *